LAPORAN OBSERVASI
I.
JUDUL
Adapun judul dalam laporan ini adalah “Pembiasaan
Hidup Ramah Lingkungan Pada Siswa Tingkat Sekolah Dasar”
II.
LATAR BELAKANG
Lingkungan bersih semakin sulit ditemukan. Dengan sulitnya ditemukan
lingkungan yang bersih maka, semakin sulit pula bagi kita untuk dapat menikmati
keindahan suasana daerah asri yang dapat membuat kita lebih tenang dan dapat
menikmati kesejukan udara. Daerah seperti ini hanya dapat dibayangkan saja
apabila tidak kita mulai dari sekarang untuk menciptakan keadaan lingkungan
yang bersih, minimal dilingkungan kita sendiri.
Lingkungan yang bersih adalah dambaan setiap orang. Karena pada saat
ini kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana karena ulah manusia. sampah misalnya
terjadi penumpukan dimana-mana, yang membuat lingkungan yang bersih dan indah
menjadi kotor dan berbau. Soedowo dalam rohmah (2008) mengatakan “Sampah adalah
bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang
harus di buang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia
termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis”
Dalam kehidupan sehari-hari kita selama hidup selalu menghasilkan
sampah, maka dari itu kita sudah selayaknya untuk mengurangi jumlah produksi sampah
yang terus bertambah. Pengurangan tersebut harus dimulai dari individu
masing-masing, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Untuk mengurangi jumlah
produksi sampah kita harus membiasakan diri untuk hidup ramah lingkungan.
Pembiasaaan diri ramah lingkungan dimulai pada anak usia sekolah dasar serta perlu
adanya pembiasaan-pembiasaan yang harus diberikan oleh guru. Sebagai calon guru
sudah selayaknya nanti dapat menginformasikan kepada anak didik agar dapat
mengurangi produksi sampah dengan membiasakan diri ramah lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa
masalah kebersihan dan hidup ramah lingkungan masih sulit ditemukan. Salah satu
bentuk hidup ramah lingkungan pada tingkat sekolah dasar adalah membuang sampah
pada tempatnya dan menjaga kebersihan sekolah. Oleh karena itu, dalan laporan ini
penyusun mengambil judul ” Pembiasaan Hidup Ramah
Lingkungan Pada Siswa Tingkat Sekolah Dasar”.
III.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hidup ramah
lingkungan?
2. Dimana dimulai pembiasaan hidup ramah
lingkungan?
3. Mengapa dalam membiasakan diri ramah
lingkungan dimulai dari siswa sekolah dasar?
4. Bagaimana cara membiasakan diri hidup
ramah lingkungan pada siswa sekolah dasar?
5. Kapan dimulai membiasakan diri hidup ramah
lingkungan pada siswa sekolah dasar?
IV.
TUJUAN
Adapun tujuan dalam laporan ini sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan hidup ramah lingkungan
2.
Untuk
mengetahui dimulainya pembiasaan hidup ramah lingkungan
3.
Untuk
mengetahui mengapa dalam membiasakan diri ramah lingkungan dimulai dari siswa
sekolah dasar
4.
Untuk
mengetahui bagaimana cara membiasakan diri hidup ramah lingkungan pada siswa
sekolah dasar
5.
Untuk
mengetahui kapan dimulai membiasakan diri hidup ramah lingkungan pada siswa
sekolah dasar
V.
LANDASAN TEORI
A. Ramah lingkungan
Hidup ramah lingkungan merupakan gaya hidup seseorang untuk mengurangi atau
menekan jumlah kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia. Hidup ramah
lingkungan sudah selayaknya diterapkan di Indonesia karena keadaan alam di Indonesia yang
semakin memburuk karena kegiatan dan tingkah laku manusia yang dapat mengganggu
keseimbangan alam serta kurang mengerti dengan dampak buruknya sampah.
Dalam pelaksanaan hidup ramah lingkungan perlu adanya pengertian
dari semua pihak untuk menjalankannya. Mulai dari diri sendiri, keluarga,
masyarakat lembaga serta lingkungan itu sendiri. Hidup ramah lingkungan dimulai
dari hal yang umum terjadi yaitu masalah sampah yang sering ditemukan dimanapun
kita berada. Harso dalam manfaatias
(2008) menjelaskan ”Gaya hidup ramah lingkungan dikenal pula dengan semboyan 4R
yaitu Reduce, Reuse, Recycle dan Replace.
Artinya mengurangi tingkat kebutuhan akan sampah, menggunakan kembali sampah
yang telah ada, mendaur ulang sampah yang telah terpakai dan mengganti
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lama”
B.
Bangaunan
Bangaunan yang ramah lingkungan yaitu bangaunan
yang mempunyai beberapa syarat antara lain mendapat sinar matahari yang cukup,
sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan, sejuk, tempat MCK yang ideal, ada
penghijauan, bersih, jauh dari polusi dan tidak terlalu banyak kaca yang
dipasang. Imelda dalam oktaviarini (2008) menjelaskan syarat-syarat bangunan
yang ramah lingkungan dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu iklim yang ideal,
kondisi lingkungan yang baik, serta pemilihan lokasi yang tepat”.
Bangunan yang ramah lingkungan sangat mempengaruhi
penghuninya untuk memperoleh ketenangan, kedamaian dan kebahagaiaan. ”untuk
menjaga agar bangunan tetap ramah lingkungan perlu adanya dukungan dari berbagai
aspek antara lain lingkungan yang bersahabat ... dan kesadaran penghuninya untuk
menjaga kebersihan”. Sastrawijaya (2000: 40). Bangunan merupakan suatu
lingkungan tempat hidup yang dibuat untuk dihuni. Banyak waktu kita habiskan di
dalam bangunan. Karena itu bangaunan banyak terpengaruh oleh berbagai kegiatan.
Sebagian pengaruh positif dan juga ada pengaruh yang negatif.
Bahan bangunan dan cat misalnya banyak yang
mengandung zat yang berbahaya. Sebagai contoh adalah asbestos (esbes) dan cat yang mengandung timbal, hal ini sangat
membahayakan penghuninya karena dapat menimbulkan berbagai macam kanker. ”asbestos dapat menyebabkan kanker
paru-paru, mesotheioma pleura, dan peritonium ... timbal dalam debu berasal
dari cat dapat termakan oleh anak-anak” Soemarwoto (2004: 67)
C.
Sampah
Ekayana dalam permana (2008: 3) menjelaskan
“sampah adalah benda atau barang yang sudah tidak dipakai, tidak diinginkan,
dan dibuang”. Berdasarkan dari sumbernya sampah dapat digolongkan menjadi dua
jenis yaitu sampah domestik dan sampah non domestik. Sampah domestik yaitu
sampah yang dihasilkan dari manusia langsung. Sampah non domestik yaitu sampah
yang di hasilkan dari manusia secara tidak langsung. Ririen dalam fajrin (2008)
menjelaskan ”sampah domestik yaitu sampah yang sehari-harinya dihasilkan akibat
kegiatan manusia secara langsung, misal rumah tangga ... sampah non domestik
yaitu sampah yang sehari-hari dihasilkan dari kegiatan manusia secara tidak
langsung seperti pabrik”.
Macam sampah ada dua jenis yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang dihasilkan dari makluk
hidup dan sampah anorganik yaitu sampah yang tidak berasal dari makhluk hidup. Menurut
Permana (2008) ” Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak berasal dari
makhluk hidup ... Sampah organik merupakan sampah yang
dihasilkan oleh makhluk hidup”
Sampah yang sering ditemukan dilingkungan sekitar yaitu sampah
kertas, plastik dan sampah organik seperti daun. Sampah kertas dan plasti sulit
terurai dalam tanah bahkan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk
menguraikannya. Apabila jenis sampah ini tidak segera ditangani dengan benar
akan dapat merusak lingkungan. Caranya yaitu dengan mendaur ulang sampah kertas
dan plastik menjadi barang lain yang lebih berguna serta mengomposkan sampah daun
tersebut agar keseimbangan lingkungan dapat terjaga.
Kertas daur ulang memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari
beberapa aspek, meliputi aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Aspek lingkungan
meliputi, (1) mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah kertas, (2)
mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan sampah, (3) mengurangi penebangan
hutan untuk pulp (bubur kayu). Aspek ekonomi meliputi, (1) menghemat
biaya untuk transportasi dan penimbunan sampah, (2) mengurangi volume sampah,
(3) memiliki nilai jual lebih tinggi, (4) menciptakan lapangan pekerjaan. ”Kertas
daur ulang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan tangan dan souvenir
yang cantik serta mempunyai daya jual lebih”. http://wordpress.org/
dalam permana (2008)
Masalah sampah apabila pengelolaannya kurang baik
akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, seperti bau
busuk, pemandangan tidak sedap dan timbulnya bibit penyakit yang mengancam
kesehatan manusia. Selain dampak negatif sebenarnya sampah juga mempunyai
dampak positif jika dikelola dengan baik dan benar. ”Sampah dapat memberikan
nilai ekonomis serta dapat membantu menjaga kelestarian alam” rohmah (2008).
Dampak positif tersebut nantinya akan kembali kepada makluk hidup sebagai
penguasa tunggal alam.
VI.
PAPARAN DATA
Data hasil observasi SDN Kotes 01
|
||||
|
|
|
|
|
No
|
Nama tempat
|
Aspek yang diamati
|
Keterangan
|
|
Kebersihan
|
Penempatan
|
|||
1
|
Kelas
1
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
2
|
Kelas
2
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
3
|
Kelas
3
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
4
|
Kelas
4
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
5
|
Kelas
5
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
6
|
Kelas
6
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
7
|
Kantor
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
8
|
UKS
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
9
|
Perpustakaan
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
10
|
Toilet
|
Kurang
bersih
|
Ideal
|
2
Ruangan
|
11
|
Koperasi
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
12
|
Asrama
guru
|
Bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
13
|
Kantin
|
Kurang
bersih
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
14
|
Gudang
|
Kotor
|
Ideal
|
1
Ruangan
|
15
|
Tempat
sampah
|
Kotor
|
Ideal
|
2 Tempat
|
16
|
Halaman
|
Bersih
|
Ideal
|
1 Tempat
|
17
|
Toga
|
Bersih
|
Ideal
|
1 Tempat
|
Menurut data hasil observasi yang telah dilakukan
di SDN Kotes 01. SD Kotes 01 memiliki tata ruang, kebersihan, dan pengaturan
sampah yang baik. Sampah dedaunan dijadikan kompos dengan cara ditimbun tiap 1
minggu sekali dan sampah plastik serta sampah pembungkus jajanan dibuang di
tempat sampah yang telah disediakan di depan kelas. Untuk sampah kertas hasil
dari kegiatan semua anggota sekolah disimpan di gudang untuk nantinya kalau
sudah penuh akan dijual ke pengepul sampah dan hasil penjualannya akan
digunakan untuk kas sekolah.
Di sekolah ini dari dulu juga sudah
diterapkan untuk membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya, tetapi
sebelum dibuang sampah harus dipilah dulu untuk membedakan sampah yang organik
dan sampah anorganik untuk dimasukkan pada tempat sampah yang berbeda, serta
membersihkan kelas tiap pulang sekolah menurut jadwal piket yang telah
dibentuk. Apabila dalam proses belajar ada siswa yang membuang sampah di dalam
kelas akan diberi peringatan agar tidak mengulangi hal yang serupa.
Mulai dari 1 tahun terakhir semua siswa
apabila masuk kedalam kelas tidak boleh memakai sepatu dan penempatan sepatu
harus ditata rapi di luar kelas. Hal ini diperuntukkan agar lantai kelas tetap
bersih dan mengkilap. Semua alat dan bahan yang dipakai dalam proses belajar
mengajar sudah modern, praktis dan ramah lingkungan. Seperti sudah tidak
menggunakan kapur tulis, papan tulis hitam, serta sudah menggunakan media-media
pembelajaran yang modern. Kapur tulis tidak digunakan lagi karena kapur tulis
dapat mengganggu kesehatan siswa khususnya pada sistem pernafasan yang
mengakibatkan batuk serta penyakit yang dapat mengancam lainnya.
VII.
PEMBAHASAN
Hidup ramah lingkungan adalah suatu cara seseorang
untuk hidup seimbang dengan cara mengurangi produksi sampah. Hidup ramah
lingkungan merupakan gaya hidup seseorang untuk mengurangi atau menekan jumlah
kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia. Hidup ramah lingkungan sudah
selayaknya diterapkan di Indonesia karena keadaan alam di Indonesia yang
semakin memburuk karena kegiatan dan tingkah laku manusia yang dapat mengganggu
keseimbangan alam serta kurang mengerti dengan dampak buruknya sampah.
Harso dalam manfaatias (2008) menjelaskan ”Gaya
hidup ramah lingkungan dikenal pula dengan semboyan 4R yaitu Reduce, Reuse, Recycle dan Replace.
Artinya mengurangi tingkat kebutuhan akan sampah, menggunakan kembali sampah
yang telah ada, mendaur ulang sampah yang telah terpakai dan mengganti
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lama”
Hidup ramah lingkungan dimulai dari diri sendiri
dengan cara membiasakan diri hidup ramah lingkungan bagi orang yang sadar
tentang keadaan lingkungan. Sebagai seorang calon guru yang mengerti keadaan
lingkungan saat ini sangat perlu memberi informasi kepada siswa untuk
membiasakan diri hidup ramah lingkungan, dimulai dari lingkungan sekolah dasar.
Dengan berjalannya waktu siswa dapat membiasakan diri hidup ramah lingkungan di
sekolah dasar maka akan tertular pula hidup ramah lingkungan di lingkungan
keluarga.
Membiasakan diri hidup ramah lingkungan pada anak
usia sekolah dasar akan lebih mudah ketimbang membiasakan diri hidup ramah
lingkungan pada usia dewasa, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hidup ramah
lingkungan dilaksanakan oleh orang dewasa karena tidak ada kata terlambat untuk
menjadi lebih baik. Sebab anak usia sekolah dasar mempunyai daya serap terhadap
materi dan kebiasaan yang tinggi sehingga anak lebih cepat menguasai
kebiasaan-kebiasaan yang baru didapatkannya. ”anak usia sekolah dasar mempunyai
tingkat afektif, kognitif dan psikomotor yang masih setia” Winarti (2001).
Cara membiasakan diri ramah lingkungan pada anak
sekolah dasar yaitu dengan cara membiasakan diri di sekolah seperti membuang
sampah pada tempatnya dan dapat mengajarkan cara memilah sampah, sekaligus cara
mendaur ulangnya. Untuk sampah yang mudah busuk seperti dedaunan, bisa
dijadikan pupuk kompos. Sedangkan untuk sampah plastik, botol, kertas, bisa
didaur ulang menjadi benda lain. Aktivitas ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kreativitas anak.
Dengan pembiasaan
dan juga teladan dari guru diharapkan tidak hanya siswa yang bisa berlaku ramah
lingkungan, tetapi juga bisa menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Ketika anak
menjadi dewasa, ia akan tetap peduli terhadap lingkungan, di mana pun ia
berada, apa pun perannya dan apa pun jenis aktivitasnya. Dimulainya pembiasaan
hidup ramah lingkungan pada siswa dilakukan sedini mungkin agar lebih cepat
anak dapat mengerti sekaligus menerapkannya pada lingkungan sehingga semakin
cepat pula keadaan lingkungan yang idaman dapat dirasakan. Dalam kegiatan ini
seharusnya tidak perlu menunda-nunda waktu karena produksi sampah tidak pernah
ditunda-tunda.
VIII.
KESIMPULAN
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa kita sebagai calon guru harus dapat menginformasikan dan menerapkan hidup
ramah lingkungan sesegera mungkin kepada siswa. Karena kalau tidak, hidup sehat
dan keindahan lingkungan hanya bayangan saja apabila tidak dimulai dari
sekarang hidup ramah lingkungan. Mengingat bahaya penyakit yang ditimbulkan
dari sampah apabila tidak ditangani secara benar.
Maka dari itu harus ditanamkan kepada siswa untuk
hidup ramah lingkungan. Karena siswa sekolah dasar adalah calon penerus
generasi bangsa yang diwarisi untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
IX.
SARAN
Diharapkan siswa
hidup ramah lingkungan sehingga dapat mengajak masyarakat turut hidup ramah
lingkungan sehingga terciptalah suasana yang bersih dan indah.
Diharapkan setiap
lapisan masyarakat mampu memanfaatkan sampah atau barang yang sudah tidak
dipakai menjadi barang yang lebih berguna. Agar sampah-sampah tersebut tidak mencemari lingkungan
sekitar. Serta mulailah untuk hidup ramah lingkungan
X.
DAFTAR RUJUKAN
Fajrin. Ria.2008. Pengelolaan Sampah di Pemda Kota Blitar. Blitar
Manfaatias, Alipiana. 2008. Mendaur Ulang Kertas Sampah. Blitar
Oktaviarini, Nourma. 2008. Karakteristik Rumah Idaman dan Rumah yang tidak diharapkan. Blitar
Permana, Erwin. 2008. Daur Ulang Sampah Kertas Putih. Blitar
Rochmawati, Pipit. 2008. PUPUK KOMPOS. Blitar
Rohmah, Risalatur. 2008. Pengelolaan Sampah Anorganik di Kota Blitar.
Blitar
Sastrawijaya. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka
Cipta
Soemarwoto, Otto. 2004. ATUR DIRI SENDIRI. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Winarti. 2001. Psikologi Pembelajaran Peserta Didik. Blitar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar