Kamis, 10 Mei 2018

Pengaruh Hindu dan Budha Di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh budaya India.Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India  ini sekaligus menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke  jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan.
            Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini.Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.
            Sebagai generasi penerus bangsa pertama kita wajib mengetahui sejarah bangsa ini.Sehingga penyusun merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar dapat membantu dan memudahkan pembaca untuk mengetahui sejarah dan pengaruh kebudayaan India di Indonesia. Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan sosial) di  sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang diri sendiri dan lingkungan yang ada di sekitar individu. Pembelajaran IPS di sekolah dasar memerlukan berbagai macam pendekatan     yang     sesuai     dengan konsep-konsep IPS. Berbagai macam pendekatan diperlukan untuk menyajikan  materi  dalam pembelajaran IPS yang rumit tentang sains.(Permana & Imron, 2016)

B. Rumusan Masalah
a.       Bagaimana alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
b.      Apa saja bahan alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
c.       Bagaimana bentuk/bangunannya alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
d.      Bagaimana penafsiran penggunaan alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
e.        Bagaimana tingkat kemajuanmasing-masingjaman alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
f.       Apa saja ciri-ciriutamabangunan dari peninggalan  agamaHindu danBuddha dan perbedaan bangunan candilanggam JawaTengahdanJawaTimur?

C. Tujuan Rumusan Masalah
a.       Untuk mengetahui alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
b.      Untuk mengetahui bahan alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
c.       Untuk mengetahui bentuk/bangunannya alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
d.      Untuk mengetahui penafsiran penggunaan alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
e.        Untuk mengetahui tingkat kemajuanmasing-masingjaman alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
f.       Untuk mengetahui ciri-ciriutamabangunan dari peninggalan  agamaHindu danBuddha dan perbedaan bangunan candilanggam JawaTengahdanJawaTimur.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zaman Prasejarah, Definisi Serta Pembagian Zaman Prasejarah
            Secara garis besar, pengertian dari zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan.Zaman prasejarah juga dikenal sebagai nirleka dimana nir berarti tidak ada dan leka berarti tulisan. Zaman sejarah,zaman prasejarah manusia purba,peninggalan zaman prasejarah di indonesia,pembagian zaman logam,pengertian zaman logam,pembagian zaman batu,zaman kolonial,ciri ciri zaman batu,
            Istilah zaman prasejarah memang ditujukan untuk zaman dimana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia.Pada zaman tersebut juga dapat dikatakan sebagai permulaan terbentuknya alam semesta.Akan tetapi lebih mengacu pada zaman ketika manusia hidup di bumi yang belum mengenal tulisan.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa zaman prasejarah dan zaman sejarah terpengaruh oleh tulisan.Yang mana pada zaman sejarah, manusia sudah mengenal tulisan.Setiap negara atau bangsa memiliki akhir zaman prasejarah atau awal zaman sejarah yang berbeda-beda.
            Permulaan zaman prasejarah sendiri sebenarnya belum diketahui secara pasti.Namun menurut beberapa teori, zaman prasejarah dimulai sejak hadirnya manusia di bumi.Sementara akhir dari zaman prasejarah adalah ketika manusia sudah mengenal adanya tulisan.Di Indonesia sendiri, akhir dari zaman prasejarah yaitu sekitar abad ke-5.Hal tersebut dibuktikan dengan adanya prasasti yang bentuknya yupa dan ditemukan di tepi Kalimantan Timur, tepatnya di Sungai Mahakam.Secara umum, zaman prasejarah di Indonesia ditinjau dari 2 aspek.Di antaranya yaitu berdasarkan bahan untuk membuat alat dan berdasarkan kemampuan masyarakat.
            Sesuai dengan penjelasan mengenai pengertian zaman prasejarah di Indonesia tersebut, zaman prasejarah berdasarkan bahan untuk membuat alat terbagi menjadi beberapa zaman. Diantaranya yaitu:
1. Zaman Batu
Zaman Batu dikenal sebagai zaman dimana manusia belum mengenal logam.Manusia membuat alat kebudayaan dari batu karena masih belum mengenal logam.
13 Alat Manusia Purba di Zaman Batu dan Penjelasan Lengkap masa ini disebut zaman batu karena pada masa ini manusia purba menggunakan alat-alat yang sebagian besar terbuat dari batu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Alat-alat tersebut dibuat masih sangat kasar dengan cara memukul-mukulkannya dengan batu yang lebih besar untuk diambil serpihannya.
Alat-alat ini sebagian ditemukan di dalam perut bumi dengan cara digali oleh para ahli. Nah, berikut ini adalah macam – macam alat manusia purba pada zaman batu:
1. Kapak Perimbas

                                    Kapak perimbas adalah alat yang berbentuk kapak, tetapi dengan bentuk yang lebih kecil dari ukuran kapak pada saat ini.Benda ini digunakan untuk, memahat, merimbas kayu, dan tulang untuk dijadikan senjata. Alat ini digunakan oleh manusia Pithecanthropus dan banyak sekali ditemukan di daerah Pactitan, Jawa Tengah oleh Ralp Von Koenigswald, sehingga disebut juga dengan alat peninggalan kebudayaan Pacitan. Selain di temukan di Pacitan, ternyata alat ini juga ditemukan di daerah Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen di Beijing.


2. Kapak Genggam

                       
            Benda ini disebut juga dengan Chopper, memiliki bentuk yang sama seperti kapak, tetapi tidak memilik pegangan. Cara menggunakan benda ini adalah dengan digenggam.Kapak genggam terbuat dari batu yang salah satu sisinya diasah hingga menjadi tajam, sedangkan sisi lainya tidak diasah untuk dijadikan tempat genggaman.Alat ini digunakan untuk menguliti dan memotong hewan buruan dan juga digunakan sebagai alat penggali tanah dalam mencari umbi – umbian.Kapak genggam ini banyak ditemukan di daerah Pacitan.

3. Flakes
                       
        Flakes adalah peralatan yang berukuran kecil dan terbuat dari batu Chalcedon. Alat ini merupakan hasil dari kebudayaan Ngandong, kebudayaan yang alat – alatnya terbuat dari tulang hewan. Flakes digunakan untuk mengupas makanan. Selain itu, alat ini juga dimanfaatkan sebagai alat untuk berburu binatang, menangkap ikan, dan mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

4. Peralatan dari tulangbinatang atau tanduk rusa                       
        Selain dari batu, alat peninggalan manusia purba juga ditemukan ada yang terbuat dari tulang binatang dan tanduk rusa.Alat – alat ini digunakan oleh manusia purba pada masa paleolithikum yang menghasilkan kebudayaan Ngandong.
Pada umumnya, alat – alat yang terbuat dari tulang ini merupakan alat – alat penusuk (belati), seperti mata panah dan ujung tombak yang bergerigi.Alat – alat ini berfungsi sebagai alat pengorek ubi di dalam tanah, berburu dan menangkap ikan.
5. Pebble
                                   
         Pebble disebut juga dengan kapak genggam sumatera. Alat ini digunakan oleh manusia purba pada zaman mesolitikum dan dimanfatkan sebagai alat untuk memotong.Pabbel ditemukan oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels yang melakukan penelitian di bukit kerang pada tahun 1925.Alat ini terbuat dari batu kali yang dipecah – pecah menjadi pipihan – pipihan kecil yang tajam pada bagian ujungnya.

6. Hachecour (kapak pendek)
             Hachecour atau disebut dengan kapak pendek merupakan alat yang dipergunakan oleh manusia purba pada masa mesolitikum.Kapak ini berbentuk setengah lingkaran yang lebih pendek daripada bentuk kapak saat ini.Hachecour juga ditemukan di tumpukan bukit kerang oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels pada tahun 1925.

7. Pipisan
        Selain kapak, pipisan juga ditemukan di dalam bukit – bukit kerang.Pipisan adalah batu – batuan penggiling beserta landasannya.Benda ini dimanfaatkan untuk menghaluskan makanan dan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah yang terbuat dari tanah merah.Mereka menggunakan cat merah untuk kepentingan religius dan juga untuk ilmu sihir.

8. Menhir
                                               
        Menhir yaitu bangunan yang terbuat dari batu untuk pemujaan kepada roh – roh nenek moyang.Bangunan ini ada yang dibentuk tunggal da nada pula yang dibentuk berkelompok, seperti punden berundak – undak.

9. Punden Berundak-undak
                       
      Punden berundak-undak adalah sebuah bangunan yang terbuat dari batu dan disusun bertingkat-tingkat.Bangunan ini digunakan untuk tempat pemujaan bagi roh – roh nenek moyang.

10. Dolmen
                                   
      Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji untuk pemujaan kepada roh leluhur.Di bagian bawah dolmen biasanya digunakan untuk meletakkan mayat, sehingga mayat tidak dimakan oleh binatang liar.

11. Sarkofagus

                                   
      Sarkofagus merupakan peti mayat atau keranda yang dibuat dari batu.Bentuk sarkofagus menyerupai lesung yang diberi tutup.Di dalam Sarkofagus ditemukan mayat beserta bekal kubur mereka, seperti periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda yang dibuat dari dari perunggu dan besi.

12. Waruga
                       
      Waruga merupakan peti kubur pada zaman megalitikum. Di dalam waruga ditemukan bermacam – macam benda yang berupa tulang- tulang, dan gigi manusia, periuk dari tanah liat, benda- benda yang terbuat dari logam, seperti pedang, dan tombak, dan perhiasan.
13. Arca batu
                       
        Arca/patung-patung dibuat dari batu – batu yang dibentuk menyerupai binatang atau manusia.Benda ini digunakan untuk keperluan upacara keagamaan pada zaman megalitikum.

2. Zaman Perunggu
        Pada zaman ini, manusia sudah mengenal logam dan bahkan sudah mencampur timah dan tembaga.Alat-alat yang dibuat dari perunggu di antaranya yaitu Kapak Corong, Neraka Moko, Benjana di Madura dan Sumatera serta Arca perunggu.
a. Nekara dan Moko
                               
        Mempunyai bentuk yang hampir sama dengan genderang tetapi ada sedikit penyempitan di bagian pingangnya. Biasa di gunakan sebagai alat dari upacara. Perbedaan nekara dan moko terletak pada ukurannya, nekara mempunyai ukuran besar sedangkan moko mempunyai ukuran yang lebih kecil ( mempunyai bentuk mirip nekara ). Bentuk nekara da bermacam-macam, ada yang mempunyai banyak hiasan dan ada pula yang polos tanpa hiasan.
        Di wilayah indonesia sendiri ditemukan sebuah nekara dengan ukuran besar di desa pejeng di gianyar pulau bali. Nekara ini diperkirakan oleh para ahli merupakan asli hasil kebudayaan indonesia. Nekara ini mempunyai hiasan gambar kepala manusia di empat tempat pegangannya. Nekara jenis lain juga banyak di temukan di wilayah indonesia di antaranya di pulau sumatra, pulau jawa , pulau rote, pulau selayar dan kepulauan kei.
        Sedangkan Moko yang mempunyai bentuk lebih kecil ini banyak ditemukan di wilayah Pulau alor dan Manggarai( Pulau flores ). Moko mempunyai fungsi sebgai benda pusaka yang dari kepala suatu suku.
b. Kapak Corong
       
        Biasa juga disebut dengan kapak sepatu karena bentuknya yang mirip dengan sepatu. Kapak sepatu banyak ditemukan di wilayah sulawesi selatan ( pulau selayar ), sulawesi bagian tengah, sumatra bagian selatan, pulau jawa dan si pulau papua yang di temukan di sekitar danau sentani.
        Kapak ini umumnya digunakan sebagai alat upacara dan sebagai tanda kebesaran seorang kepala suku atau pemimpin.
c. Bejana Perunggu
                                           
        Bejana perunggu mempunyai bentuk seperti sebuah gitar Spanyol tetapi tidak mempunyai tangkai. Bejana perunggu mempunyai pola hiasan anyaman yang mirip dengan huruf  J . Di wilayah Indonesia bejana perunggu ditemukan di pulau Madura dan pulau Sumatra.

3. Zaman Besi
        Setelah memasuki zaman besi, manusia sudah mengenal bagaimana cara melebur besi dari bijinya. Dimana peleburan besi tersebut akan dituang lalu dijadikan alat-alat sesuai kebutuhan. Teknik peleburan besi ini cukup sulit dan lebih sulit dibanding teknik peleburan tembaga atau perunggu.Pasalnya, untuk meleburkan besi membutuhkan panas yang sangat tinggi mencapai 3500 derajat celcius.Alat-alat yang dihasilkan dari peleburan besi di antaranya yaitu mata kapak, mata pisau, mata pedang, mata sabit dan cangkul.
        Sementara zaman berdasarkan kemampuan yang dimiliki masyarakat pada masa itu terbagi atas:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
        Sejarah Kehidupan Manusia Purba Masa Bercocok Tanam. Manusia purba dalam masa bercocok tanam (food producing) dan meninggalkan food gathering dan berburu.Mari belajar tentang kehidupan manusia purba dalam bercocok tanam.
        Sebelumnya perlu diperjelas bahwa manusia purba yang dimaksud adalah genus Homo yang merupakan awal dari manusia modern.Manusia purba genus Homo hadir pada zaman pleistosen dan zaman holosen yang merupakan awal zaman kehadiran manusia modern atau Homo sapiens.
        Zaman pleistosen awal, manusia purba mencari makan dan menyediakan kebutuhannya dengan mengumpulkan bahan bahan yang ada di alam seperti berburu (hunter) daging, kulit hewan, mengumpulkan buah buahan dan bahan lainnya.
        Zaman pleistosen awal masih didominasi oleh manusia purba yang berpindah pindah tempat atau nomaden.Pada zaman pleistosen tengah, yaitu zaman Calabrian dan Ionian, manusia purba sudah mulai ada yang nomaden dan ada pula yang bertempat tinggal di gua gua.
        Tibalah pada masa pleistosen akhir, yaitu pada zaman Tarantian, manusia purba sudah menetap atau membuat “rumahnya” sendiri dan hidup berkelompok besar.Pada masa Pleistosen akhir pula lah, manusia jenis Homo sapiens mulai muncul dan punahnya manusia purba, dan memasuki zaman Holosens.

b. Masa Manusia Bercocok Tanam dan Bermukim
Sejarah Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam
        Di hari yang cerah dan bahagia ini, dimana kita telah jauh dari kata hidup keterbelakang jika di bandingkan Ribuan tahun atau bahkan jutaan tahun yang lalu, yang mana semua itu telah menjadi sejarah yang hanya kita bisa kenang sepanjang masa hingga akhir hayat kita, dimana kelak kita juga akan menjadi bagian dari sejarah manusia, akan tetapi ada satu hal yang menarik untuk kita bahasa pada kesempatan kali ini yakni kita akan mencoba membahas tentang manusia purba, yang akan kita beri judul Sejarah Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam. Jika sobat genggaminterne.com mengikuti berbagai lalu lintas website genggam internet ini maka sobat akan menemukan dan membaca tentang artikel yang berjudul pengertian sejarah
Kehidupan Manusia Purba
        Kehidupan Manusia Purba pada masa bercocok tanam kadang lebih di kenal dengan bahasa inggris yakni Food Producing, Setelah berlangsungnya kehidupan masa berburu dan meramu lambat laun pola pikir manusia purba pun berubah, dari yang dahulunya Food Gathering atau yang di kenal dengan Proses Mengumpulkan makanan mengalami perubahan pola hidup menjadi Food Producing atau penghasil makanan. Lalu manusia purba melakukan kegiatan Pertanian dan Juga perternakan setelah mereka tinggal di kampung kecil yang biasanya dekat dengan Sumber air. (Baca Juga : Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia).
        Manusia purba pada saat itu sudah tidak lagi hidup dengan cara berpindah-pindah tempat, akan tetapi sudah mulai menetap(Semi Nomaden). Masyarakat purba pertanian ini di perkirakan oleh para ahli Muncul pada zaman Mesolitikum dan manusia pendukungnya merupakan homo sapiens yang berasal dari rumpun proto melayu yang terlah bermigrasi atau pindah di indonesia. Sistem irigrasi ladang mereka masih sangatlah sederhana dan juga masih bergantung dari kesuburan tanah dan air hujan.bila tanah pertanian sudah di anggap tidak subur maka mereka akan mencari tempat yang masih subur untuk melakukan pertanian. Tradisi seperti ini masih banyak kita jumpai sampai saat ini di Indonesia, seperti contoh nya di wilayah pedalaman sumatra, kalimantan dan juga papua.
Perkampungan Manusia Purba
        Dari kampung kampung kecil itulah kemudian lambat laun terbentuklah desa-desa yang masih sangat sederhana dengan pertanian sebagai basis perekonomianya.pada masa ini sudah adanya pemimpin yang di pilih untuk memimpin suatu desa tersebut, pemimpin pada masa itu biasanya di pilih berdasarkan kekuatan Fisik, kewibawaan dan juga di segani serta mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah dengan baik. pada masa bercocok tanam tingkat lanjut manusia purba yang sebelumnya masih semi-menetap sudah berubah menjadi menetap(sedenter), tinggal berkelompok dii suatu tempat menyerupai kampung dan mempunyai kemampuan untuk membuat peralatan untuk menggosok-gosok sampai halus alat-alat yang di buatnya dari batu. Mereka juga sudah memiliki kemampuan untuk membuat tembikar dan juga tentun yang sudah semakin maju. Sebagian penemuan tembikar oleh para ahli, jika tembikar atau gerabah pada beberapa tempat di gunakan sebagai bekal kubur, an juga sebagian lagi di temukan warna hitam bekas api di bagian bawah tembikar, hal ini tentu saja menunjukan bahwa manusia purba pada masa itu suah mengenal memasak makanan dengan menggunakan tembikar.
Tembikar Prasejarah
        Sementara itu alat-alat batu pada masa itu yang sering di gunakan pada masa itu adalah beliung persegi, belincung.Beliung persegi di gunakan untuk melubangi kayu dan membuat ukiran.para ahli memperkirakan bahwa belincung di gunakan untuk membuat perahu dari batang pohon. tiga alat tersebut di temukan di situs buni bekasi, Jawa Barat.
        Di akhir masa Manusia purba juga terlihat sudah ada kepercayaan terhadap kekuatan yang melebihi kekuatan manusia, mereka sudah percaya terhadap hal-hal ghaib ataupun Roh-roh orang yang telah meinggal dunia bisa mempengaruhi kehidupan mereka. hal ini dapat kita lihat dari posisi tengkorak yang menghadap ke suatu Gunung di dekat makan tersebut, Manusia purba pada saat itu percaya bahwa gunung di anggap sebagai tempat tinggal para roh, agar roh-roh atau kekuatan tersebut melindungi mereka dan tidak mendatangkan bahaya mereka melakukan peroses pemujaan atau upacara.
Gungung Pemujaan Manusia Purba
        Manusia Purba pada masa itu juga telah membuat bangunan-bangunan besar di tempat-tempat yang di yakini sebagai tempat tinggal Roh, Misalnya di Gunung Gunung atau di Daratan Tinggi.

c. Masa bercocok tanam
        Diperkirakan oleh banyak antropolog dan peneliti, bahwa keadaan bermukim, atau membangun tempat tinggal lebih dulu dilakukan sebelum adanya kebiasaan bercocok tanam atau membuat ladang.Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kawanan manusia purba membuat kondisi makanan yang awalnya melimpah pada daerah pemukiman manusia purba menjadi sedikit dan bahkan kurang.
        Hal tersebut jelas karena kecepatan reproduksi hewan buruan cukup lambat dibandingkan kecepatan konsumsi dan pertambahan penduduk manusia purba.
        Hal diatas menjadi alasan kenapa manusia purba mulai bercocok tanam serta mulai berternak.
        Selain alasan diatas, memang pada masa pleistosen awal dan tengah serta permulaan pleistosen akhir, tidak dapat dilakukan cocok tanam akibat iklim yang masih dingin. Tibalah pada masa akhir pleistosen akhir dan awal holosen, masa bercocok tanam dimulai.Hal tersebut masih merupakan perdebatan yang tetap hangat hingga sekarang di kalangan antropolog dan peneliti multidisiplin ilmu lainnya. Apakah bercocok tanam pertama kali dilakukan oleh manusia purba atau dilakukan oleh manusia modern.Atau apakah bercocok tanam pertama kali dilakukan oleh Homo Erectus dan Neanderthal atau dilakukan oleh Homo sapiens.
        Jelasnya, bercocok tanam sudah mulai dilakukan pada masa 11.000 tahun silang setelah terjadinya melting down.
        Adapun penelitian yang menunjukkan bahwa manusia pertama yang bercocok tanam adalah jenis Homo sapiens atau sudah manusia modern yang terjadi pada tahun 9000-7000 tahun silam sebelum masehi.
        Dijelaskan pada penelitian tersebut bahwa, setelah manusia mulai terbiasa memelihara domba, anjing, ayam dan babi, mereka mulai mencoba bercocok tanam akibat kelebihan penduduk serta mulai stabilnya kondisi alam saat it. Penelitian lain menambahkan bahwa pada masa tersebut telah dikenal pupuk kotoran hewan secara kebetulan.Pertanyaan diatas memang cukup rumit dijawab. Hal tersebut karena bukti sejarah untuk hal tersebut belum banyak ditemukan.
Jenis Tanaman Yang Pertama dalam Bercocok Tanam
        Berdasarkan penelitian Vishnu Mitre , bahwa jenis tanaman yang pertama di cocok tanam oleh manusia adalah jawawut mutiara (pearl millet), sorgum, wijen, kurma, dan kacang kacangan.
        Penelitian lain menunjukkan bahwa tumbuhan yang pertama ditanam manusia dalam bercocok tanam adalah pohon ara (fig tree) yang memiliki buah banyak dan sedikit manis pada sekitar tahun 10.000 SM – 9.000 SM. Masih pada masa tersebut, barulah bergerak ke gandum dan jenis jenisnya yang tumbuh liar.
        Setelah itu barulah bergerak ke kacang kacangan seperti buncis, kacang polong, labu botol, gandum, padi padian (padi tempo dulu), kentang, labu labuan, jagung, chenopodium, dan kurma dan seterusnya.Bercocok tanam manusia: enam tanaman yang pertama dalam bercocok tanam manusia
Bercocok tanam manusia: enam tanaman yang pertama dalam bercocok tanam manusia
        Insting hewan manusia saat itu membuatnya secara alami melakukan pembuatan varietas dari berbagai jenis tanaman yang mereka tanam. Mereka akan menanam dan memperbanyak tanaman yang mereka rasa lebih bagus dari jenis yang sama.
Contoh, pada pohon ara atau fig tree. Pohon yang memiliki buah ara yang manis atau lebih manis akan mereka perbanyak, sedangkan yang pohon ara yang tidak manis, mereka tidak perbanyak. Begitupula kasusnya dengan tanaman lain yang mereka tanam
d. Masa perundagian
        Masa perundagian Zaman perundagian adalah zaman di mana manusia sudah mengenal pengolahan logam.Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan logam.Adanya penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan barang-barang dari batu.Pada masa perundagian, manusia masih juga menggunakan barang-barang yang berasal dari batu.
        Penggunaan bahan dari logam tidak begitu tersebar luas sebagaimana halnya bahan dari batu.Persediaan logam sangat terbatas.Hanya orangorang tertentu yang memiliki barang-barang dari logam.Kemungkinan hanya orang-orang yang mampu membeli bahan-bahan tersebut.Keterbatasan persediaan tersebut memungkinkan barang-barang dari logam diperjualbelikan.Adanya perdagangan tersebut dapat diperkirakan bahwa manusia pada zaman perundagian telah mengadakan hubungan dengan luar.
B.CIRI-CIRI UTAMA PENINGGALAN KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA
        Bentuk dan Ciri-ciri Peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia.Munculnya pengaruh budaya India di Indonesia diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 Masehi.Hal ini berkaitan dengan ditemukannya tujuh buah batu bertulis (yupa) di Kutai, Kalimantan Timur.Yupa yang ditulis dalam bahasa Palawa dan huruf Sanskerta berisikan tentang kisah Kerajaan Kutai yang telah banyak menerima pengaruh Hindu.Bangsa Indonesia mempunyai banyak peninggalan sejarah.Peninggalan-peninggalan tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan benda bangunan. Berikut Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha :

a. Seni Bangunan 
1) Candi    
        Candi adalah bangunan yang terbuat dari batu bersusun yang berfungsi sebagai tempatpenyimpanan abu jenazah raja. Candi dalam agama Hindu berfungsi sebagai pemakaman.Sedangkan dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa.Kata candi berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Candikagerha, yang berarti rumah Candika. Dalam kepercayaan Hindu, Candika adalah salah satu nama dari Dewi Durga atau Dewi Kematian. Bangunan candi bersusun bertingkat terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap.Terdapat perbedaan sangat menonjol candi-candi yang di ada Indonesia.Ada ciri-ciri khas (langgam) di antara candi yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti berikut ini.
                   

No.
Candi langgam Jawa Tengah
No.
Candi langgam Jawa Timur
1.
Bentuk bangunannya tambun.
1.
Bentuk bangunannya ramping.
2.
Atapnya bertingkat-tingkat
2.
Atapnya berbentuk piramida jenjang
3.
Puncaknya berbentuk ratna atau stupa.
3.
Puncaknya berbentuk kubus.
4.
Letak candi di tengah halaman
4.
Letak candi di bagian belakang halaman
5.
Pada umumnya menghadap ke arah timur
5.
Pada umumnya menghadap ke arah barat
6.
Kebanyakan bahan candi dari batu andesit. (batu sungai),
6.
Kebanyakan bahan candi dari bata merah
7.
Relief timbulnya agak tinggi dan sifatnya naturali
7.
Relief timbulnya tidak menonjol, bersifat simbolis
8.
Berhiaskan kala mangkara di atas pintu
masuk atau relung.
8.
Tidak ada hiasan kala mangkara di atas pintu masuk.

Perhatikan nama-nama candi berlanggam Jawa Tengah bagian utara dan candi-candi berlanggam Jawa Timur pada tabel berikut.
No.
Candi langgam Jawa Tengah
No.
Candi langgam Jawa Timur
1.
Candi Gunung Wukir, di dekat Kota Magelang
1.
Komplek Candi Panataran, dekat kota
Blitar
2.
Candi Badut, dekat kota Malang
2.
Candi Kidal, dekat kota Malang
3.
Candi Gedongsongo, sekitar lereng Gunung Unggaran .
3.
Candi Jago, dekat kota Malang
4.
Kelompok Candi Dieng, sekitar dataran tinggi Dieng

4.
Kelompok Candi Muara Takus, dekat
Bangkinang, Sumatera Selatan
5.
Candi Kalasan, dekat kota Jogyakarta
5.
Candi Gunung Tua, dekat kota Padang,
Sumbar
6.
Candi Borobudur, dekat kota Magelang
6.
Candi Bentar, di Pulau Bali
7.
Candi Mendut, sebelah timur Borobudur
7.
Candi Singhasari, dekat kota Malang
8.
Kelompok Candi Pelaosan , sebelah timur
-
-
9.
Candi Sewu, dekat Prambanan Kelompok Candi Sewu, dekat desa Prambanan, Jogyakarta
-
-
10.
Kelompok Candi Roro Jonggrang, di desa Prambanan, Jogyakarta
-
-

2).Arca 
        Arcaadalah patung batu yang dipahat menyerupai manusia atau hewan. Patung-patung itu kemudian ditempatkan dalam candi.Dalam kepercayaan Hindu-Buddha, raja yang telah meninggal senantiasa dibuatkan patung.Patung itu menyerupai dewa (dewi). Seperti Patung Sang Buddha Siddharta Gautama, Arca Dewa Wisnu.
Beberapa arca terpenting yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut :
a). Syiwa, memiliki ciri-ciri mata ketiga di dahi, tangannya empat yang masing-masing membawa aksamala(tasbih), camara (penghalau lalat), kamandalu (kendi berisi air kehidupan), dan trisula (tombak yang ujungnya bercabang tiga), Upawit-nya berbentuk ular.
b). Brahma, memiliki ciri bermuka empat, tangannya empat di belakang memegang aksamala dan camara, dan berkendara angsa.
c). Wishnu, cirinya bertangan empat yang masing-msaing memegang gada, cakra, syangka (kerang bersayap), dan buah atau kuncup teratai, kendaraannya adalah garuda.
d). Buddha dan Dhyani Buddha, cirinya sangat sederhana tanpa hiasan, hanya memakai jubah, rambutnya selalu keriting, di atas kepala ada tonjolannya seperti sanggul, dan di antara keningnya ada semacam jerawat yang disebut urna.
e). Dhyani Boddhisatwa, cirinya memakai pakaian kebesaran kedewaan atau pakaian raja, lengkap dengan mahkota dan perhiasan-perhiasannya.       

3).Gapura 
        Gapura adalah bangunan seperti pintu gerbang yang menyerupai candi terbelah dua. Seperti Gapura Jedong, Gapura Plumbangan.         

4).Stupa 
        Stupa adalah bangunan batu yang berbentuk seperti genta yang merupakan bangunan suci yang berkaitan dengan agama Buddha. Peninggalan stupa di Indonesia jumlahnya sedikit, antara lain : Borobudur di Jawa Tengah, Sumberawan di Jawa Timur, dan Muara Takus di Riau. Stupa Borobudur tidak seluruhnya berbentuk stupa.Pada candi tersebut stupa ditempatkan pada bagian atasnya, sedangkan bagian terbesar candi berupa prasada (kaki candi).
Di beberapa negara terdapat berbagai variasi stupa. Ada tiga bagian penting dari bangunan stupa, yaitu sebagai berikut :
a). Dasar stupa, merupakan pondasi bangunan yang menjadi simbol jubah Buddha yang dilipat segi empat.
b). Andha, adalah bagian bangunan terpenting berupa bulatan setengah bola yang melambangkan keabadian.
c). Yasthi, adalah puncak bangunan stupa yang dilengkapi dengan cathra (payung) yang menyimbolkan tongkat Buddha Gautama. 
5).Seni pahat Batu           
     Seni pahat batu adalah seni ukiran pada dinding-dinding candi berupa relief

b. Seni Sastra       
     Karya sastra terkenal yang muncul pada masa Hindu- Buddha adalah.
1) Arjuna wiwaha, karya Mpu Kanwa      
2) Sutasoma, karya Mpu Tantular 
3) Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
4) Gubahan Cerita Ramayana dan Mahabharata   

c.Tulisan dan Bahasa      
     Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia banyak meninggalkan prasasti yang dtulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.Dalam pergaulan sehari-hari, bahasa Sanskerta tidak dipergunakan.Bahasa Sanskerta hanya dipergunakan di kalangan istana. 

d. Sistem Pemerintahan  
     Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit, dalam menjalankan pemerintahannya mengambil corak sistem pemerintahan Hindu-Buddha. Alasan kerajaan-kerajaan itu mengadopsi sistem pemerintahan seperti di India,dianggap cocok dengan keadaan di Indonesia.
       
a.Candi Hindu pada umumnya punya bentuk yang lebih tinggi dan menjulang
1.Tidak akan menemukan stupa pada candi Hindu karena punya bentuk yang lancip pada bagian atas 
2.Untuk Candi Hindu, hiasan arca yang digunakan adalah patu dewa Trimurti yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu kemudian ditambah dengan Durgamashisasuramardini, Agastya dan Ganesha
3.Candi Hindu lebih sering menggunakan relief untuk menggambarkan cerita Ramayana dan Krisnayana
4.Candi Hindu juga sering dipakai sebagai tempat untuk memakamkan raja atau menyimpan abu pembakaran jenasah.
Contoh candi bercorak hindu :
a.       Candi Prambanan(Jogjakarta),
b.      Candi Gedong Songo(Semarang),
c.       Candi Cangkuang(Garut,Jawa Barat),
d.      Candi Dieng(Dataran Tinggi Dieng),
e.       Candi Panataran (Blitar,Jawa Timur)        
5. Terdiri dari 3 bagian :
a.       Bhuloka(bagian bawah) : lambang kehidpan dunia
b.      Bhurvaloka(bagian tengah) : lambang alam penantian
c.       Svarloka(bagian atas) : kehidupan para dewa
b.Candi Budha punya tampilan yang agak datar
1.Terdapatnya stupa yang ada di bagian puncak atau tengah.
2.Candi Budha arca yang dipasang terdiri dari beberapa kelompok yaitu kelompok Dyani Budha dan Dyani Bodhisatwa.
3.Budha cerita yang ditampilkan adalah Lelitavistara dan Avadana atau Jataka.
4.Candi Budha hanya digunakan sebagai tempat atau sanggar untuk pemujaan kepada dewa-dewa saja.
Contoh candi bercorak Budha :
a.       Candi Borobudur(Magelang,Jawa Tengah),
b.      Candi Sewu(Klaten,Jawa Tengah),
c.       Candi Mendut(Magelang,Jawa Tengah),
d.      Candi Sanggrahan(Tulungagung,Jawa Timur),
e.       Candi Jago(Malang)
5. Terdiri dari 3 bagian :
a.       Kamadhatu : lambang perjalanan hidup manusia
b.      Rupadhatu : gambaran hawa nafsu manusia
c.       Arupadhatu : kehidupan manusia yang sudah meninggal

D.PENGARUH INDIA SELAIN DALAM HAL SENI BANGUNAN DAN PAHAT-PAHAT
     Akulturasi budaya paling mudah kita lihat dalam bentuk kesenian, seperti seni rupa, seni sastra, dan seni bangunan yang merupakan unsur kebudayaan material.Akulturasi budaya ini juga dapat kita saksikan dalam upacara-upacara ritual. Pelaksanaan proses akulturasi tersebut dilakukan oleh para cendekiawan, agamawan, arsitek, sastrawan istana maupun rakyat, dan para seniman
1.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap seni sastra
     Wiracarita atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan Ramayana.Kitab Mahabharata terdiri atas delapan belas jilid (parwa).Setiap jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian (juga disebut parwa) yang digubah dalam bentuk syair.Cerita pokoknya meliputi 24.000 seloka.
     Sebagian besar isi kitab ini menceritakan peperangan sengit selama delapan hari antara Pandawa dan Kurawa.Kata Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar antarkeluarga Bharata.Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa Dwipayana.Akan tetapi, para ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal jika kitab itu merupakan kumpulan berbagai cerita brahmana antara tahun 400 SM sampai 400 M.
     Kitab Ramayana dikarang oleh Walmiki.Kitab ini terdiri atas tujuh jilid (kanda) dan digubah dalam bentuk syair sebanyak 24.000 seloka.Kitab ini berisi perjuangan Rama dalam merebut kembali istrinya, Dewi Sinta (Sita), yang diculik oleh Rahwana.Dalam perjuangannya, Rama yang selalu ditemani Laksmana (adiknya) itu mendapat bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh Sugriwa.
     Selain itu, Rama juga dibantu oleh Gunawan Wibhisana, adik Rahwana yang diusir oleh kakaknya karena bermaksud membela kebenaran (Rama).Perjuangan tersebut menimbulkan peperangan besar dan banyak korban berjatuhan.Di akhir cerita, Rahwana beserta anak buahnya gugur dan Dewi Sinta kembali kepada Rama.
     Akulturasi di bidang sastra dapat dilihat pada adanya modifikasi cerita-cerita asli India dengan unsur tokoh-tokoh Indonesia serta peristiwa-peristiwa yang seolah-olah terjadi di Indonesia.Contohnya adalah penambahan tokoh punakawan (Semar, Bagong, Gareng, Petruk) dalam kisah Mahabharata.Bahkan, dalam literatur-literatur keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia sulit kita temukan cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya.Pengaruh kebudayaan India yang dipertahankan dalam kesusastraan adalah gagasan, konsep, dan pandangan-pandangannya.

2.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem pemerintahan
     Salah satu contoh nyata pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah perubahan sistem pemerintahan.Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, struktur sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-suku dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsip primus inter pares.Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk, sistem pemerintahan ini berubah menjadi kerajaan.Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan raja.Raja dan keluarganya kemudian membentuk kalangan yang disebut bangsawan.Dalam perkembangannya, ada dua corak kerajaan berdasarkan budaya Hindu-Buddha. Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, antara lain, Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram Hindu (Mataram Kuno), Kahuripan (Airlangga), dan Majapahit. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar. Adapun kerajaan-kerajaan bercorak Buddha, antara lain, Kerajaan Holing (Kalingga), Melayu, Sriwijaya, dan Mataram Buddha. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha terbesar di Indonesia.

3.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem kepercayaan
     Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah.Sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

4.Sistem perdagangan dan transportasi
     Kekayaan bumi Nusantara telah dikenal luas sejak dahulu.Kemenyan, kayu cendana, dan kapur barus dari Indonesia telah dikenal di Cina menyaingi bahan wangi-wangian lainnya dari Asia Barat.Begitu pula berbagai jenis rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh, serta hasil-hasil kerajinan dan berbagai jenis binatang khas yang unik.Awalnya, pedagang-pedagang dari India yang singgah di Indonesia membawa barang-barang tersebut ke Cina.
     Seiring dengan perkembangan perdagangan internasional, hubungan dagang antara Indonesia –India – Cina pun berkembang .Wolters berpendapat bahwa perkembangan ini akibat dari sikap terbuka dan bersahabat dengan orang asing serta penghargaan terhadap barang dagangan yang dibawa orang asing.Sikap ini pula yang memungkinkan agama Hindu-Buddha dapat berkembang di Indonesia. (Permana : 2018)
     Dalam berbagai prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Masehi, bangsa Indonesia telah mampu turut serta dalam perdagangan maritim internasional Asia.Perkembangan ini dipicu pula oleh perkembangan teknologi transportasi pelayaran. I-Tsing, musafir dan pendeta Buddha dari Cina yang mampir ke Indonesia pada abad ke-7 dalam perjalanannya ke India dengan menumpang kapal milik Sriwijaya, mengatakan bahwa pada awalnya bangsa Indonesia memang telah akrab dengan dunia pelayaran, meski baru terbatas pada pulau-pulau yang berdekatan. Alat transportasi yang digunakan adalah kapal cadik berukuran kecil. Bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit, mulailah dikenal teknologi pembuatan kapal-kapal yang lebih besar dan pelayaran yang dilakukan dapat menjangkau jarak yang lebih jauh.Bangsa Indonesia jadi dapat berperan lebih aktif dalam perdagangan internasional dengan berlayar sendiri ke negara-negara yang biasanya berdagang dengan Indonesia. Hal ini tergambar dalam relief candi Borobudur.Tiga jenis kapal yang digambarkan dalam relief tersebut adalah perahu lesung, kapal besar tidak bercadik, dan kapal bercadik.
5.Sistem penguasaan tanah
     Tanah dalam lingkungan sebuah kerajaan secara umum menjadi milik kerajaan.Namun, pengolahan atau pemanfaatan diserahkan kepada rakyat yang hidup dalam lingkup kerajaan tersebut.Hak pemanfaatan lahan ini disebut hak anggaduh, artinya rakyat hanya dipinjami tanah oleh raja.Tanah garapan itu dapat dipindahtangankan kepada rakyat lainnya dalam lingkup kerajaan yang sama dan hak anggaduh tersebut dapat digunakan secara turun temurun. Akan tetapi, jika sewaktu-waktu raja memintanya kembali, misalnya, untuk keperluan pendirian candi atau bangunan milik kerajaan atau suatu kepentingan umum lainnya, rakyat tidak dapat menolak.
6.Sistem pajak
     Pengembangan dan jaminan kelangsungan suatu kerajaan tentu memerlukan biaya.Biaya ini diambil dari hasil perdagangan, pertanian, dan pungutan pajak kepada rakyat.Pajak dipungut oleh pejabat di tingkat daerah dari desa-desa yang ada di wilayahnya.Setiap habis panen, pajak tersebut wajib diserahkan pada kerajaan.Di tingkat pusat, ada petugas khusus yang bertugas mencatat luas tanah di wilayah kerajaan untuk dijadikan dasar perhitungan penetapan pajak yang wajib dipungut.Rakyat diwajibkan untuk membayar pajak tepat waktu.
7.Tenaga kerja
     Tenaga kerja berasal dari rakyat.Dalam hal ini, rakyat merupakan abdinya yang harus menaati semua perintahnya. Hal ini dikarenakan pada masa itu, kekuasaan raja merupakan kekuasaan tertinggi dan mutlak sebab raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di bumi dan memerintah atas nama dewa. Oleh karena itu, rakyat dituntut untuk bersikap setia kepada raja.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
      Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan.Sesuai dengan penjelasan mengenai pengertian zaman prasejarah di Indonesia tersebut, zaman prasejarah berdasarkan bahan untuk membuat alat terbagi menjadi beberapa zaman.Diantaranya yaitu, zaman batu, zaman perunggu dan zaman besi.
      Bentuk dan Ciri-ciri Peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia.Munculnya pengaruh budaya India di Indonesia diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 Masehi.Yang berkaitan dengan ditemukannya tujuh buah batu bertulis (yupa) di Kutai, Kalimantan Timur.Yupa yang ditulis dalam bahasa Palawa dan huruf Sanskerta berisikan tentang kisah Kerajaan Kutai yang telah banyak menerima pengaruh Hindu.Bangsa Indonesia mempunyai banyak peninggalan sejarah.Peninggalan-peninggalan tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan benda bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli, dkk. (2009). Konsep Dasar IPS. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Permana, E. P., & Imron, I. F. (2016). PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KECAMATAN PRAMBON NGANJUK. EFEKTOR, 1(28), 67–70.
Permana, E. P. (2018). Nama Nama Kejaraan Di Indonesia [Online]. Tersedia di http://erwinblog-erwinpermana12.blogspot.co.id/2018/05/nama-nama-kerajaan-di-indonesia_10.html Di akses 10 Mei 2018