BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang
majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.Terdiri dari berbagai
suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau yang tidak terlepas dari pengaruh
budaya luar, salah satunya pengaruh budaya India.Kebudayaan India masuk ke
Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya
kebudayaan India ini sekaligus menandai
berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa
kita mulai mengenal tulisan.
Pengaruh hindu-budha ini dapat
terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir
disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi
bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal
bakal terbentuknya bangsa ini.Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia
banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi,
bangunan dan lain-lain.
Sebagai generasi penerus bangsa
pertama kita wajib mengetahui sejarah bangsa ini.Sehingga penyusun merasa perlu
untuk menyusun makalah ini agar dapat membantu dan memudahkan pembaca untuk
mengetahui sejarah dan pengaruh kebudayaan India di Indonesia. Pembelajaran IPS
(Ilmu Pengetahuan sosial) di sekolah dasar merupakan
mata
pelajaran yang
mempelajari tentang diri
sendiri dan lingkungan yang
ada di sekitar individu.
Pembelajaran IPS di
sekolah dasar memerlukan berbagai macam pendekatan yang sesuai
dengan
konsep-konsep IPS. Berbagai macam
pendekatan diperlukan untuk menyajikan materi
dalam pembelajaran IPS yang
rumit tentang sains.(Permana &
Imron, 2016)
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana
alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
b.
Apa saja bahan alat-alat peninggalan jaman prasejarah
Indonesia?
c.
Bagaimana bentuk/bangunannya
alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia?
d.
Bagaimana penafsiran
penggunaan alat-alat peninggalan jaman prasejarah
Indonesia?
e.
Bagaimana tingkat
kemajuanmasing-masingjaman alat-alat peninggalan jaman prasejarah
Indonesia?
f.
Apa saja ciri-ciriutamabangunan
dari peninggalan agamaHindu danBuddha
dan perbedaan bangunan candilanggam
JawaTengahdanJawaTimur?
C. Tujuan Rumusan
Masalah
a. Untuk
mengetahui alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
b.
Untuk mengetahui bahan alat-alat peninggalan jaman prasejarah
Indonesia.
c.
Untuk mengetahui bentuk/bangunannya
alat-alat peninggalan jaman prasejarah Indonesia.
d.
Untuk mengetahui penafsiran
penggunaan alat-alat peninggalan jaman prasejarah
Indonesia.
e.
Untuk mengetahui tingkat kemajuanmasing-masingjaman alat-alat peninggalan jaman prasejarah
Indonesia.
f.
Untuk mengetahui ciri-ciriutamabangunan
dari peninggalan agamaHindu danBuddha
dan perbedaan bangunan candilanggam
JawaTengahdanJawaTimur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Zaman Prasejarah, Definisi
Serta Pembagian Zaman Prasejarah
Secara garis besar, pengertian dari
zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan.Zaman
prasejarah juga dikenal sebagai nirleka dimana nir berarti tidak ada dan leka
berarti tulisan. Zaman sejarah,zaman prasejarah manusia purba,peninggalan zaman
prasejarah di indonesia,pembagian zaman logam,pengertian zaman logam,pembagian
zaman batu,zaman kolonial,ciri ciri zaman batu,
Istilah zaman prasejarah memang
ditujukan untuk zaman dimana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia.Pada
zaman tersebut juga dapat dikatakan sebagai permulaan terbentuknya alam
semesta.Akan tetapi lebih mengacu pada zaman ketika manusia hidup di bumi yang
belum mengenal tulisan.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa zaman
prasejarah dan zaman sejarah terpengaruh oleh tulisan.Yang mana pada zaman
sejarah, manusia sudah mengenal tulisan.Setiap negara atau bangsa memiliki
akhir zaman prasejarah atau awal zaman sejarah yang berbeda-beda.
Permulaan zaman prasejarah sendiri
sebenarnya belum diketahui secara pasti.Namun menurut beberapa teori, zaman
prasejarah dimulai sejak hadirnya manusia di bumi.Sementara akhir dari zaman
prasejarah adalah ketika manusia sudah mengenal adanya tulisan.Di Indonesia
sendiri, akhir dari zaman prasejarah yaitu sekitar abad ke-5.Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya prasasti yang bentuknya yupa dan ditemukan di tepi
Kalimantan Timur, tepatnya di Sungai Mahakam.Secara umum, zaman prasejarah di
Indonesia ditinjau dari 2 aspek.Di antaranya yaitu berdasarkan bahan untuk
membuat alat dan berdasarkan kemampuan masyarakat.
Sesuai dengan penjelasan mengenai
pengertian zaman prasejarah di Indonesia tersebut, zaman prasejarah berdasarkan
bahan untuk membuat alat terbagi menjadi beberapa zaman. Diantaranya yaitu:
1.
Zaman Batu
Zaman
Batu dikenal sebagai zaman dimana manusia belum mengenal logam.Manusia membuat
alat kebudayaan dari batu karena masih belum mengenal logam.
13
Alat Manusia Purba di Zaman Batu dan Penjelasan Lengkap masa ini disebut zaman
batu karena pada masa ini manusia purba menggunakan alat-alat yang sebagian
besar terbuat dari batu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Alat-alat tersebut dibuat masih sangat kasar dengan cara memukul-mukulkannya
dengan batu yang lebih besar untuk diambil serpihannya.
Alat-alat
ini sebagian ditemukan di dalam perut bumi dengan cara digali oleh para ahli.
Nah, berikut ini adalah macam – macam alat manusia purba pada zaman batu:
1.
Kapak Perimbas
Kapak perimbas adalah alat yang
berbentuk kapak, tetapi dengan bentuk yang lebih kecil dari ukuran kapak pada
saat ini.Benda ini digunakan untuk, memahat, merimbas kayu, dan tulang untuk
dijadikan senjata. Alat ini digunakan oleh manusia Pithecanthropus dan banyak
sekali ditemukan di daerah Pactitan, Jawa Tengah oleh Ralp Von Koenigswald,
sehingga disebut juga dengan alat peninggalan kebudayaan Pacitan. Selain di
temukan di Pacitan, ternyata alat ini juga ditemukan di daerah Gombong (Jawa
Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen
di Beijing.
2.
Kapak Genggam
Benda ini disebut juga dengan
Chopper, memiliki bentuk yang sama seperti kapak, tetapi tidak memilik
pegangan. Cara menggunakan benda ini adalah dengan digenggam.Kapak genggam
terbuat dari batu yang salah satu sisinya diasah hingga menjadi tajam,
sedangkan sisi lainya tidak diasah untuk dijadikan tempat genggaman.Alat ini
digunakan untuk menguliti dan memotong hewan buruan dan juga digunakan sebagai
alat penggali tanah dalam mencari umbi – umbian.Kapak genggam ini banyak
ditemukan di daerah Pacitan.
3.
Flakes
Flakes
adalah peralatan yang berukuran kecil dan terbuat dari batu Chalcedon. Alat ini
merupakan hasil dari kebudayaan Ngandong, kebudayaan yang alat – alatnya
terbuat dari tulang hewan. Flakes digunakan untuk mengupas makanan. Selain itu,
alat ini juga dimanfaatkan sebagai alat untuk berburu binatang, menangkap ikan,
dan mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
4.
Peralatan dari tulangbinatang atau tanduk rusa
Selain
dari batu, alat peninggalan manusia purba juga ditemukan ada yang terbuat dari
tulang binatang dan tanduk rusa.Alat – alat ini digunakan oleh manusia purba
pada masa paleolithikum yang menghasilkan kebudayaan Ngandong.
Pada umumnya, alat – alat yang terbuat dari tulang
ini merupakan alat – alat penusuk (belati), seperti mata panah dan ujung tombak
yang bergerigi.Alat – alat ini berfungsi sebagai alat pengorek ubi di dalam
tanah, berburu dan menangkap ikan.
5.
Pebble
Pebble
disebut juga dengan kapak genggam sumatera. Alat ini digunakan oleh manusia
purba pada zaman mesolitikum dan dimanfatkan sebagai alat untuk memotong.Pabbel
ditemukan oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels yang melakukan penelitian di bukit
kerang pada tahun 1925.Alat ini terbuat dari batu kali yang dipecah – pecah
menjadi pipihan – pipihan kecil yang tajam pada bagian ujungnya.
6.
Hachecour (kapak pendek)
Hachecour atau disebut dengan kapak
pendek merupakan alat yang dipergunakan oleh manusia purba pada masa
mesolitikum.Kapak ini berbentuk setengah lingkaran yang lebih pendek daripada
bentuk kapak saat ini.Hachecour juga ditemukan di tumpukan bukit kerang oleh
Dr. P.V. Van Stein Callenfels pada tahun 1925.
7.
Pipisan
Selain
kapak, pipisan juga ditemukan di dalam bukit – bukit kerang.Pipisan adalah batu
– batuan penggiling beserta landasannya.Benda ini dimanfaatkan untuk
menghaluskan makanan dan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah yang
terbuat dari tanah merah.Mereka menggunakan cat merah untuk kepentingan
religius dan juga untuk ilmu sihir.
8.
Menhir
Menhir
yaitu bangunan yang terbuat dari batu untuk pemujaan kepada roh – roh nenek
moyang.Bangunan ini ada yang dibentuk tunggal da nada pula yang dibentuk
berkelompok, seperti punden berundak – undak.
9.
Punden Berundak-undak
Punden
berundak-undak adalah sebuah bangunan yang terbuat dari batu dan disusun
bertingkat-tingkat.Bangunan ini digunakan untuk tempat pemujaan bagi roh – roh
nenek moyang.
10.
Dolmen
Dolmen
adalah meja yang terbuat dari batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji untuk
pemujaan kepada roh leluhur.Di bagian bawah dolmen biasanya digunakan untuk
meletakkan mayat, sehingga mayat tidak dimakan oleh binatang liar.
11.
Sarkofagus
Sarkofagus
merupakan peti mayat atau keranda yang dibuat dari batu.Bentuk sarkofagus
menyerupai lesung yang diberi tutup.Di dalam Sarkofagus ditemukan mayat beserta
bekal kubur mereka, seperti periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda
yang dibuat dari dari perunggu dan besi.
12.
Waruga
Waruga
merupakan peti kubur pada zaman megalitikum. Di dalam waruga ditemukan bermacam
– macam benda yang berupa tulang- tulang, dan gigi manusia, periuk dari tanah
liat, benda- benda yang terbuat dari logam, seperti pedang, dan tombak, dan
perhiasan.
13.
Arca batu
Arca/patung-patung
dibuat dari batu – batu yang dibentuk menyerupai binatang atau manusia.Benda
ini digunakan untuk keperluan upacara keagamaan pada zaman megalitikum.
2.
Zaman Perunggu
Pada
zaman ini, manusia sudah mengenal logam dan bahkan sudah mencampur timah dan
tembaga.Alat-alat yang dibuat dari perunggu di antaranya yaitu Kapak Corong,
Neraka Moko, Benjana di Madura dan Sumatera serta Arca perunggu.
a. Nekara dan Moko
Mempunyai
bentuk yang hampir sama dengan genderang tetapi ada sedikit penyempitan di
bagian pingangnya. Biasa di gunakan sebagai alat dari upacara. Perbedaan nekara
dan moko terletak pada ukurannya, nekara mempunyai ukuran besar sedangkan moko
mempunyai ukuran yang lebih kecil ( mempunyai bentuk mirip nekara ). Bentuk
nekara da bermacam-macam, ada yang mempunyai banyak hiasan dan ada pula yang
polos tanpa hiasan.
Di
wilayah indonesia sendiri ditemukan sebuah nekara dengan ukuran besar di desa
pejeng di gianyar pulau bali. Nekara ini diperkirakan oleh para ahli merupakan
asli hasil kebudayaan indonesia. Nekara ini mempunyai hiasan gambar kepala
manusia di empat tempat pegangannya. Nekara jenis lain juga banyak di temukan
di wilayah indonesia di antaranya di pulau sumatra, pulau jawa , pulau rote,
pulau selayar dan kepulauan kei.
Sedangkan
Moko yang mempunyai bentuk lebih kecil ini banyak ditemukan di wilayah Pulau
alor dan Manggarai( Pulau flores ). Moko mempunyai fungsi sebgai benda pusaka
yang dari kepala suatu suku.
b. Kapak Corong
Biasa
juga disebut dengan kapak sepatu karena bentuknya yang mirip dengan sepatu.
Kapak sepatu banyak ditemukan di wilayah sulawesi selatan ( pulau selayar ),
sulawesi bagian tengah, sumatra bagian selatan, pulau jawa dan si pulau papua
yang di temukan di sekitar danau sentani.
Kapak
ini umumnya digunakan sebagai alat upacara dan sebagai tanda kebesaran seorang
kepala suku atau pemimpin.
c. Bejana Perunggu
Bejana
perunggu mempunyai bentuk seperti sebuah gitar Spanyol tetapi tidak mempunyai
tangkai. Bejana perunggu mempunyai pola hiasan anyaman yang mirip dengan
huruf J . Di wilayah Indonesia bejana
perunggu ditemukan di pulau Madura dan pulau Sumatra.
3. Zaman Besi
Setelah
memasuki zaman besi, manusia sudah mengenal bagaimana cara melebur besi dari
bijinya. Dimana peleburan besi tersebut akan dituang lalu dijadikan alat-alat
sesuai kebutuhan. Teknik peleburan besi ini cukup sulit dan lebih sulit
dibanding teknik peleburan tembaga atau perunggu.Pasalnya, untuk meleburkan
besi membutuhkan panas yang sangat tinggi mencapai 3500 derajat
celcius.Alat-alat yang dihasilkan dari peleburan besi di antaranya yaitu mata
kapak, mata pisau, mata pedang, mata sabit dan cangkul.
Sementara
zaman berdasarkan kemampuan yang dimiliki masyarakat pada masa itu terbagi
atas:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Sejarah
Kehidupan Manusia Purba Masa Bercocok Tanam. Manusia purba dalam masa bercocok
tanam (food producing) dan meninggalkan food gathering dan berburu.Mari belajar
tentang kehidupan manusia purba dalam bercocok tanam.
Sebelumnya
perlu diperjelas bahwa manusia purba yang dimaksud adalah genus Homo yang
merupakan awal dari manusia modern.Manusia purba genus Homo hadir pada zaman
pleistosen dan zaman holosen yang merupakan awal zaman kehadiran manusia modern
atau Homo sapiens.
Zaman
pleistosen awal, manusia purba mencari makan dan menyediakan kebutuhannya
dengan mengumpulkan bahan bahan yang ada di alam seperti berburu (hunter)
daging, kulit hewan, mengumpulkan buah buahan dan bahan lainnya.
Zaman
pleistosen awal masih didominasi oleh manusia purba yang berpindah pindah
tempat atau nomaden.Pada zaman pleistosen tengah, yaitu zaman Calabrian dan
Ionian, manusia purba sudah mulai ada yang nomaden dan ada pula yang bertempat
tinggal di gua gua.
Tibalah
pada masa pleistosen akhir, yaitu pada zaman Tarantian, manusia purba sudah
menetap atau membuat “rumahnya” sendiri dan hidup berkelompok besar.Pada masa
Pleistosen akhir pula lah, manusia jenis Homo sapiens mulai muncul dan punahnya
manusia purba, dan memasuki zaman Holosens.
b. Masa Manusia Bercocok Tanam dan Bermukim
Sejarah Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok
Tanam
Di hari
yang cerah dan bahagia ini, dimana kita telah jauh dari kata hidup
keterbelakang jika di bandingkan Ribuan tahun atau bahkan jutaan tahun yang
lalu, yang mana semua itu telah menjadi sejarah yang hanya kita bisa kenang
sepanjang masa hingga akhir hayat kita, dimana kelak kita juga akan menjadi
bagian dari sejarah manusia, akan tetapi ada satu hal yang menarik untuk kita
bahasa pada kesempatan kali ini yakni kita akan mencoba membahas tentang
manusia purba, yang akan kita beri judul Sejarah Kehidupan Manusia Purba Pada
Masa Bercocok Tanam. Jika sobat genggaminterne.com mengikuti berbagai lalu
lintas website genggam internet ini maka sobat akan menemukan dan membaca
tentang artikel yang berjudul pengertian sejarah
Kehidupan Manusia Purba
Kehidupan
Manusia Purba pada masa bercocok tanam kadang lebih di kenal dengan bahasa
inggris yakni Food Producing, Setelah berlangsungnya kehidupan masa berburu dan
meramu lambat laun pola pikir manusia purba pun berubah, dari yang dahulunya
Food Gathering atau yang di kenal dengan Proses Mengumpulkan makanan mengalami
perubahan pola hidup menjadi Food Producing atau penghasil makanan. Lalu
manusia purba melakukan kegiatan Pertanian dan Juga perternakan setelah mereka
tinggal di kampung kecil yang biasanya dekat dengan Sumber air. (Baca Juga :
Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia).
Manusia
purba pada saat itu sudah tidak lagi hidup dengan cara berpindah-pindah tempat,
akan tetapi sudah mulai menetap(Semi Nomaden). Masyarakat purba pertanian ini
di perkirakan oleh para ahli Muncul pada zaman Mesolitikum dan manusia
pendukungnya merupakan homo sapiens yang berasal dari rumpun proto melayu yang
terlah bermigrasi atau pindah di indonesia. Sistem irigrasi ladang mereka masih
sangatlah sederhana dan juga masih bergantung dari kesuburan tanah dan air
hujan.bila tanah pertanian sudah di anggap tidak subur maka mereka akan mencari
tempat yang masih subur untuk melakukan pertanian. Tradisi seperti ini masih
banyak kita jumpai sampai saat ini di Indonesia, seperti contoh nya di wilayah
pedalaman sumatra, kalimantan dan juga papua.
Perkampungan Manusia Purba
Dari
kampung kampung kecil itulah kemudian lambat laun terbentuklah desa-desa yang
masih sangat sederhana dengan pertanian sebagai basis perekonomianya.pada masa
ini sudah adanya pemimpin yang di pilih untuk memimpin suatu desa tersebut,
pemimpin pada masa itu biasanya di pilih berdasarkan kekuatan Fisik, kewibawaan
dan juga di segani serta mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah dengan
baik. pada masa bercocok tanam tingkat lanjut manusia purba yang sebelumnya
masih semi-menetap sudah berubah menjadi menetap(sedenter), tinggal berkelompok
dii suatu tempat menyerupai kampung dan mempunyai kemampuan untuk membuat
peralatan untuk menggosok-gosok sampai halus alat-alat yang di buatnya dari
batu. Mereka juga sudah memiliki kemampuan untuk membuat tembikar dan juga
tentun yang sudah semakin maju. Sebagian penemuan tembikar oleh para ahli, jika
tembikar atau gerabah pada beberapa tempat di gunakan sebagai bekal kubur, an
juga sebagian lagi di temukan warna hitam bekas api di bagian bawah tembikar,
hal ini tentu saja menunjukan bahwa manusia purba pada masa itu suah mengenal
memasak makanan dengan menggunakan tembikar.
Tembikar Prasejarah
Sementara
itu alat-alat batu pada masa itu yang sering di gunakan pada masa itu adalah
beliung persegi, belincung.Beliung persegi di gunakan untuk melubangi kayu dan
membuat ukiran.para ahli memperkirakan bahwa belincung di gunakan untuk membuat
perahu dari batang pohon. tiga alat tersebut di temukan di situs buni bekasi,
Jawa Barat.
Di
akhir masa Manusia purba juga terlihat sudah ada kepercayaan terhadap kekuatan
yang melebihi kekuatan manusia, mereka sudah percaya terhadap hal-hal ghaib
ataupun Roh-roh orang yang telah meinggal dunia bisa mempengaruhi kehidupan
mereka. hal ini dapat kita lihat dari posisi tengkorak yang menghadap ke suatu
Gunung di dekat makan tersebut, Manusia purba pada saat itu percaya bahwa
gunung di anggap sebagai tempat tinggal para roh, agar roh-roh atau kekuatan
tersebut melindungi mereka dan tidak mendatangkan bahaya mereka melakukan
peroses pemujaan atau upacara.
Gungung Pemujaan Manusia Purba
Manusia
Purba pada masa itu juga telah membuat bangunan-bangunan besar di tempat-tempat
yang di yakini sebagai tempat tinggal Roh, Misalnya di Gunung Gunung atau di
Daratan Tinggi.
c. Masa bercocok tanam
Diperkirakan
oleh banyak antropolog dan peneliti, bahwa keadaan bermukim, atau membangun
tempat tinggal lebih dulu dilakukan sebelum adanya kebiasaan bercocok tanam
atau membuat ladang.Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kawanan manusia
purba membuat kondisi makanan yang awalnya melimpah pada daerah pemukiman
manusia purba menjadi sedikit dan bahkan kurang.
Hal
tersebut jelas karena kecepatan reproduksi hewan buruan cukup lambat
dibandingkan kecepatan konsumsi dan pertambahan penduduk manusia purba.
Hal
diatas menjadi alasan kenapa manusia purba mulai bercocok tanam serta mulai
berternak.
Selain
alasan diatas, memang pada masa pleistosen awal dan tengah serta permulaan pleistosen
akhir, tidak dapat dilakukan cocok tanam akibat iklim yang masih dingin.
Tibalah pada masa akhir pleistosen akhir dan awal holosen, masa bercocok tanam
dimulai.Hal tersebut masih merupakan perdebatan yang tetap hangat hingga
sekarang di kalangan antropolog dan peneliti multidisiplin ilmu lainnya. Apakah
bercocok tanam pertama kali dilakukan oleh manusia purba atau dilakukan oleh
manusia modern.Atau apakah bercocok tanam pertama kali dilakukan oleh Homo
Erectus dan Neanderthal atau dilakukan oleh Homo sapiens.
Jelasnya,
bercocok tanam sudah mulai dilakukan pada masa 11.000 tahun silang setelah
terjadinya melting down.
Adapun
penelitian yang menunjukkan bahwa manusia pertama yang bercocok tanam adalah
jenis Homo sapiens atau sudah manusia modern yang terjadi pada tahun 9000-7000
tahun silam sebelum masehi.
Dijelaskan
pada penelitian tersebut bahwa, setelah manusia mulai terbiasa memelihara
domba, anjing, ayam dan babi, mereka mulai mencoba bercocok tanam akibat
kelebihan penduduk serta mulai stabilnya kondisi alam saat it. Penelitian lain
menambahkan bahwa pada masa tersebut telah dikenal pupuk kotoran hewan secara
kebetulan.Pertanyaan diatas memang cukup rumit dijawab. Hal tersebut karena
bukti sejarah untuk hal tersebut belum banyak ditemukan.
Jenis Tanaman Yang Pertama dalam Bercocok Tanam
Berdasarkan
penelitian Vishnu Mitre , bahwa jenis tanaman yang pertama di cocok tanam oleh
manusia adalah jawawut mutiara (pearl millet), sorgum, wijen, kurma, dan kacang
kacangan.
Penelitian
lain menunjukkan bahwa tumbuhan yang pertama ditanam manusia dalam bercocok
tanam adalah pohon ara (fig tree) yang memiliki buah banyak dan sedikit manis
pada sekitar tahun 10.000 SM – 9.000 SM. Masih pada masa tersebut, barulah
bergerak ke gandum dan jenis jenisnya yang tumbuh liar.
Setelah
itu barulah bergerak ke kacang kacangan seperti buncis, kacang polong, labu
botol, gandum, padi padian (padi tempo dulu), kentang, labu labuan, jagung,
chenopodium, dan kurma dan seterusnya.Bercocok tanam manusia: enam tanaman yang
pertama dalam bercocok tanam manusia
Bercocok tanam manusia: enam tanaman yang pertama
dalam bercocok tanam manusia
Insting
hewan manusia saat itu membuatnya secara alami melakukan pembuatan varietas
dari berbagai jenis tanaman yang mereka tanam. Mereka akan menanam dan
memperbanyak tanaman yang mereka rasa lebih bagus dari jenis yang sama.
Contoh, pada pohon ara atau fig tree. Pohon yang
memiliki buah ara yang manis atau lebih manis akan mereka perbanyak, sedangkan
yang pohon ara yang tidak manis, mereka tidak perbanyak. Begitupula kasusnya
dengan tanaman lain yang mereka tanam
d. Masa perundagian
Masa
perundagian Zaman perundagian adalah zaman di mana manusia sudah mengenal
pengolahan logam.Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan
logam.Adanya penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan
barang-barang dari batu.Pada masa perundagian, manusia masih juga menggunakan
barang-barang yang berasal dari batu.
Penggunaan
bahan dari logam tidak begitu tersebar luas sebagaimana halnya bahan dari
batu.Persediaan logam sangat terbatas.Hanya orangorang tertentu yang memiliki
barang-barang dari logam.Kemungkinan hanya orang-orang yang mampu membeli
bahan-bahan tersebut.Keterbatasan persediaan tersebut memungkinkan
barang-barang dari logam diperjualbelikan.Adanya perdagangan tersebut dapat
diperkirakan bahwa manusia pada zaman perundagian telah mengadakan hubungan
dengan luar.
B.CIRI-CIRI UTAMA PENINGGALAN
KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA
Bentuk dan Ciri-ciri Peninggalan
Hindu-Buddha di Indonesia.Munculnya pengaruh budaya India di Indonesia
diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 Masehi.Hal ini berkaitan dengan
ditemukannya tujuh buah batu bertulis (yupa) di Kutai, Kalimantan Timur.Yupa
yang ditulis dalam bahasa Palawa dan huruf Sanskerta berisikan tentang kisah
Kerajaan Kutai yang telah banyak menerima pengaruh Hindu.Bangsa Indonesia
mempunyai banyak peninggalan sejarah.Peninggalan-peninggalan tersebut
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan benda bangunan.
Berikut Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha :
a. Seni Bangunan
1) Candi
Candi adalah bangunan yang terbuat dari batu bersusun yang berfungsi sebagai tempatpenyimpanan abu jenazah raja. Candi dalam agama Hindu berfungsi sebagai pemakaman.Sedangkan dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa.Kata candi berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Candikagerha, yang berarti rumah Candika. Dalam kepercayaan Hindu, Candika adalah salah satu nama dari Dewi Durga atau Dewi Kematian. Bangunan candi bersusun bertingkat terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap.Terdapat perbedaan sangat menonjol candi-candi yang di ada Indonesia.Ada ciri-ciri khas (langgam) di antara candi yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti berikut ini.
a. Seni Bangunan
1) Candi
Candi adalah bangunan yang terbuat dari batu bersusun yang berfungsi sebagai tempatpenyimpanan abu jenazah raja. Candi dalam agama Hindu berfungsi sebagai pemakaman.Sedangkan dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa.Kata candi berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Candikagerha, yang berarti rumah Candika. Dalam kepercayaan Hindu, Candika adalah salah satu nama dari Dewi Durga atau Dewi Kematian. Bangunan candi bersusun bertingkat terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap.Terdapat perbedaan sangat menonjol candi-candi yang di ada Indonesia.Ada ciri-ciri khas (langgam) di antara candi yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti berikut ini.
No.
|
Candi
langgam Jawa Tengah
|
No.
|
Candi
langgam Jawa Timur
|
1.
|
Bentuk
bangunannya tambun.
|
1.
|
Bentuk
bangunannya ramping.
|
2.
|
Atapnya
bertingkat-tingkat
|
2.
|
Atapnya
berbentuk piramida jenjang
|
3.
|
Puncaknya
berbentuk ratna atau stupa.
|
3.
|
Puncaknya
berbentuk kubus.
|
4.
|
Letak
candi di tengah halaman
|
4.
|
Letak
candi di bagian belakang halaman
|
5.
|
Pada
umumnya menghadap ke arah timur
|
5.
|
Pada
umumnya menghadap ke arah barat
|
6.
|
Kebanyakan
bahan candi dari batu andesit. (batu sungai),
|
6.
|
Kebanyakan
bahan candi dari bata merah
|
7.
|
Relief
timbulnya agak tinggi dan sifatnya naturali
|
7.
|
Relief
timbulnya tidak menonjol, bersifat simbolis
|
8.
|
Berhiaskan
kala mangkara di atas pintu
masuk atau relung. |
8.
|
Tidak
ada hiasan kala mangkara di atas pintu masuk.
|
Perhatikan nama-nama candi berlanggam Jawa Tengah bagian utara dan candi-candi berlanggam Jawa Timur pada tabel berikut.
No.
|
Candi
langgam Jawa Tengah
|
No.
|
Candi
langgam Jawa Timur
|
1.
|
Candi
Gunung Wukir, di dekat Kota Magelang
|
1.
|
Komplek
Candi Panataran, dekat kota
Blitar |
2.
|
Candi
Badut, dekat kota Malang
|
2.
|
Candi
Kidal, dekat kota Malang
|
3.
|
Candi
Gedongsongo, sekitar lereng Gunung Unggaran .
|
3.
|
Candi
Jago, dekat kota Malang
|
4.
|
Kelompok
Candi Dieng, sekitar dataran tinggi Dieng
|
4. |
Kelompok
Candi Muara Takus, dekat
Bangkinang, Sumatera Selatan |
5.
|
Candi
Kalasan, dekat kota Jogyakarta
|
5.
|
Candi
Gunung Tua, dekat kota Padang,
Sumbar |
6.
|
Candi
Borobudur, dekat kota Magelang
|
6.
|
Candi
Bentar, di Pulau Bali
|
7.
|
Candi
Mendut, sebelah timur Borobudur
|
7.
|
Candi
Singhasari, dekat kota Malang
|
8.
|
Kelompok
Candi Pelaosan , sebelah timur
|
-
|
-
|
9.
|
Candi
Sewu, dekat Prambanan Kelompok Candi Sewu, dekat desa Prambanan, Jogyakarta
|
-
|
-
|
10.
|
Kelompok
Candi Roro Jonggrang, di desa Prambanan, Jogyakarta
|
-
|
-
|
2).Arca
Arcaadalah patung batu yang dipahat menyerupai manusia atau hewan. Patung-patung itu kemudian ditempatkan dalam candi.Dalam kepercayaan Hindu-Buddha, raja yang telah meninggal senantiasa dibuatkan patung.Patung itu menyerupai dewa (dewi). Seperti Patung Sang Buddha Siddharta Gautama, Arca Dewa Wisnu.
Beberapa arca terpenting yang ada di Indonesia antara
lain sebagai berikut :
a). Syiwa, memiliki ciri-ciri mata ketiga di dahi,
tangannya empat yang masing-masing membawa aksamala(tasbih), camara (penghalau
lalat), kamandalu (kendi berisi air kehidupan), dan trisula (tombak yang
ujungnya bercabang tiga), Upawit-nya berbentuk ular.
b). Brahma, memiliki ciri bermuka empat, tangannya empat
di belakang memegang aksamala dan camara, dan berkendara angsa.
c). Wishnu, cirinya bertangan empat yang masing-msaing
memegang gada, cakra, syangka (kerang bersayap), dan buah atau kuncup teratai,
kendaraannya adalah garuda.
d). Buddha dan Dhyani Buddha, cirinya sangat sederhana
tanpa hiasan, hanya memakai jubah, rambutnya selalu keriting, di atas kepala
ada tonjolannya seperti sanggul, dan di antara keningnya ada semacam jerawat
yang disebut urna.
e). Dhyani Boddhisatwa, cirinya memakai pakaian kebesaran
kedewaan atau pakaian raja, lengkap dengan mahkota dan perhiasan-perhiasannya.
3).Gapura
Gapura adalah bangunan seperti pintu gerbang yang menyerupai candi terbelah dua. Seperti Gapura Jedong, Gapura Plumbangan.
4).Stupa
Stupa adalah bangunan batu yang berbentuk seperti genta yang merupakan bangunan suci yang berkaitan dengan agama Buddha. Peninggalan stupa di Indonesia jumlahnya sedikit, antara lain : Borobudur di Jawa Tengah, Sumberawan di Jawa Timur, dan Muara Takus di Riau. Stupa Borobudur tidak seluruhnya berbentuk stupa.Pada candi tersebut stupa ditempatkan pada bagian atasnya, sedangkan bagian terbesar candi berupa prasada (kaki candi).
3).Gapura
Gapura adalah bangunan seperti pintu gerbang yang menyerupai candi terbelah dua. Seperti Gapura Jedong, Gapura Plumbangan.
4).Stupa
Stupa adalah bangunan batu yang berbentuk seperti genta yang merupakan bangunan suci yang berkaitan dengan agama Buddha. Peninggalan stupa di Indonesia jumlahnya sedikit, antara lain : Borobudur di Jawa Tengah, Sumberawan di Jawa Timur, dan Muara Takus di Riau. Stupa Borobudur tidak seluruhnya berbentuk stupa.Pada candi tersebut stupa ditempatkan pada bagian atasnya, sedangkan bagian terbesar candi berupa prasada (kaki candi).
Di beberapa negara terdapat berbagai variasi stupa. Ada
tiga bagian penting dari bangunan stupa, yaitu sebagai berikut :
a). Dasar stupa, merupakan pondasi bangunan
yang menjadi simbol jubah Buddha yang dilipat segi empat.
b). Andha, adalah bagian bangunan terpenting
berupa bulatan setengah bola yang melambangkan keabadian.
c). Yasthi, adalah puncak bangunan stupa yang
dilengkapi dengan cathra (payung) yang menyimbolkan tongkat Buddha Gautama.
5).Seni pahat Batu
Seni pahat batu adalah seni ukiran pada dinding-dinding candi berupa relief
b. Seni Sastra
Karya sastra terkenal yang muncul pada masa Hindu- Buddha adalah.
1) Arjuna wiwaha, karya Mpu Kanwa
2) Sutasoma, karya Mpu Tantular
3) Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
4) Gubahan Cerita Ramayana dan Mahabharata
c.Tulisan dan Bahasa
Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia banyak meninggalkan prasasti yang dtulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.Dalam pergaulan sehari-hari, bahasa Sanskerta tidak dipergunakan.Bahasa Sanskerta hanya dipergunakan di kalangan istana.
d. Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit, dalam menjalankan pemerintahannya mengambil corak sistem pemerintahan Hindu-Buddha. Alasan kerajaan-kerajaan itu mengadopsi sistem pemerintahan seperti di India,dianggap cocok dengan keadaan di Indonesia.
Seni pahat batu adalah seni ukiran pada dinding-dinding candi berupa relief
b. Seni Sastra
Karya sastra terkenal yang muncul pada masa Hindu- Buddha adalah.
1) Arjuna wiwaha, karya Mpu Kanwa
2) Sutasoma, karya Mpu Tantular
3) Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
4) Gubahan Cerita Ramayana dan Mahabharata
c.Tulisan dan Bahasa
Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia banyak meninggalkan prasasti yang dtulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.Dalam pergaulan sehari-hari, bahasa Sanskerta tidak dipergunakan.Bahasa Sanskerta hanya dipergunakan di kalangan istana.
d. Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit, dalam menjalankan pemerintahannya mengambil corak sistem pemerintahan Hindu-Buddha. Alasan kerajaan-kerajaan itu mengadopsi sistem pemerintahan seperti di India,dianggap cocok dengan keadaan di Indonesia.
a.Candi Hindu pada umumnya punya bentuk yang lebih
tinggi dan menjulang
1.Tidak akan menemukan stupa pada candi Hindu karena
punya bentuk yang lancip pada bagian atas
2.Untuk Candi Hindu, hiasan arca yang digunakan
adalah patu dewa Trimurti yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu kemudian ditambah dengan
Durgamashisasuramardini, Agastya dan Ganesha
3.Candi Hindu lebih sering menggunakan relief untuk
menggambarkan cerita Ramayana dan Krisnayana
4.Candi Hindu juga sering dipakai sebagai tempat
untuk memakamkan raja atau menyimpan abu pembakaran jenasah.
Contoh candi bercorak hindu :
a. Candi
Prambanan(Jogjakarta),
b. Candi
Gedong Songo(Semarang),
c. Candi
Cangkuang(Garut,Jawa Barat),
d. Candi
Dieng(Dataran Tinggi Dieng),
e. Candi
Panataran (Blitar,Jawa Timur)
5. Terdiri dari 3 bagian :
a. Bhuloka(bagian
bawah) : lambang kehidpan dunia
b. Bhurvaloka(bagian
tengah) : lambang alam penantian
c. Svarloka(bagian
atas) : kehidupan para dewa
b.Candi Budha punya tampilan yang agak datar
1.Terdapatnya stupa yang ada di bagian puncak atau
tengah.
2.Candi Budha arca yang dipasang terdiri dari
beberapa kelompok yaitu kelompok Dyani Budha dan Dyani Bodhisatwa.
3.Budha cerita yang ditampilkan adalah Lelitavistara
dan Avadana atau Jataka.
4.Candi Budha hanya digunakan sebagai tempat atau
sanggar untuk pemujaan kepada dewa-dewa saja.
Contoh candi bercorak Budha :
a. Candi
Borobudur(Magelang,Jawa Tengah),
b. Candi
Sewu(Klaten,Jawa Tengah),
c. Candi
Mendut(Magelang,Jawa Tengah),
d. Candi
Sanggrahan(Tulungagung,Jawa Timur),
e. Candi
Jago(Malang)
5. Terdiri dari 3 bagian :
a. Kamadhatu
: lambang perjalanan hidup manusia
b. Rupadhatu
: gambaran hawa nafsu manusia
c. Arupadhatu
: kehidupan manusia yang sudah meninggal
D.PENGARUH
INDIA SELAIN DALAM HAL SENI BANGUNAN DAN PAHAT-PAHAT
Akulturasi
budaya paling mudah kita lihat dalam bentuk kesenian, seperti seni rupa, seni
sastra, dan seni bangunan yang merupakan unsur kebudayaan material.Akulturasi
budaya ini juga dapat kita saksikan dalam upacara-upacara ritual. Pelaksanaan
proses akulturasi tersebut dilakukan oleh para cendekiawan, agamawan, arsitek,
sastrawan istana maupun rakyat, dan para seniman
1.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap seni
sastra
Wiracarita
atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi
kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan
Ramayana.Kitab Mahabharata terdiri atas delapan belas jilid (parwa).Setiap
jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian (juga disebut parwa) yang digubah
dalam bentuk syair.Cerita pokoknya meliputi 24.000 seloka.
Sebagian
besar isi kitab ini menceritakan peperangan sengit selama delapan hari antara
Pandawa dan Kurawa.Kata Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar
antarkeluarga Bharata.Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa
Dwipayana.Akan tetapi, para ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal
jika kitab itu merupakan kumpulan berbagai cerita brahmana antara tahun 400 SM
sampai 400 M.
Kitab
Ramayana dikarang oleh Walmiki.Kitab ini terdiri atas tujuh jilid (kanda) dan
digubah dalam bentuk syair sebanyak 24.000 seloka.Kitab ini berisi perjuangan
Rama dalam merebut kembali istrinya, Dewi Sinta (Sita), yang diculik oleh
Rahwana.Dalam perjuangannya, Rama yang selalu ditemani Laksmana (adiknya) itu
mendapat bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh Sugriwa.
Selain
itu, Rama juga dibantu oleh Gunawan Wibhisana, adik Rahwana yang diusir oleh
kakaknya karena bermaksud membela kebenaran (Rama).Perjuangan tersebut
menimbulkan peperangan besar dan banyak korban berjatuhan.Di akhir cerita,
Rahwana beserta anak buahnya gugur dan Dewi Sinta kembali kepada Rama.
Akulturasi
di bidang sastra dapat dilihat pada adanya modifikasi cerita-cerita asli India
dengan unsur tokoh-tokoh Indonesia serta peristiwa-peristiwa yang seolah-olah
terjadi di Indonesia.Contohnya adalah penambahan tokoh punakawan (Semar,
Bagong, Gareng, Petruk) dalam kisah Mahabharata.Bahkan, dalam
literatur-literatur keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia sulit kita temukan
cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya.Pengaruh kebudayaan India yang
dipertahankan dalam kesusastraan adalah gagasan, konsep, dan
pandangan-pandangannya.
2.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem
pemerintahan
Salah satu
contoh nyata pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah perubahan
sistem pemerintahan.Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, struktur
sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-suku dengan pimpinannya
ditunjuk atas prinsip primus inter pares.Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk,
sistem pemerintahan ini berubah menjadi kerajaan.Kepemimpinan lalu diturunkan
kepada keturunan raja.Raja dan keluarganya kemudian membentuk kalangan yang
disebut bangsawan.Dalam perkembangannya, ada dua corak kerajaan berdasarkan
budaya Hindu-Buddha. Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, antara lain, Kerajaan
Kutai, Tarumanegara, Mataram Hindu (Mataram Kuno), Kahuripan (Airlangga), dan
Majapahit. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar. Adapun
kerajaan-kerajaan bercorak Buddha, antara lain, Kerajaan Holing (Kalingga),
Melayu, Sriwijaya, dan Mataram Buddha. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan
Buddha terbesar di Indonesia.
3.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem
kepercayaan
Pada saat
budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan
asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama
Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama
Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat
berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah.Sebabnya adalah agama Buddha
tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap semua
manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut
agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi
pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.
4.Sistem perdagangan dan transportasi
Kekayaan
bumi Nusantara telah dikenal luas sejak dahulu.Kemenyan, kayu cendana, dan
kapur barus dari Indonesia telah dikenal di Cina menyaingi bahan wangi-wangian
lainnya dari Asia Barat.Begitu pula berbagai jenis rempah-rempah, seperti lada
dan cengkeh, serta hasil-hasil kerajinan dan berbagai jenis binatang khas yang
unik.Awalnya, pedagang-pedagang dari India yang singgah di Indonesia membawa
barang-barang tersebut ke Cina.
Seiring
dengan perkembangan perdagangan internasional, hubungan dagang antara Indonesia
–India – Cina pun berkembang .Wolters berpendapat bahwa perkembangan ini akibat
dari sikap terbuka dan bersahabat dengan orang asing serta penghargaan terhadap
barang dagangan yang dibawa orang asing.Sikap ini pula yang memungkinkan agama
Hindu-Buddha dapat berkembang di Indonesia.
(Permana : 2018)
Dalam
berbagai prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Masehi,
bangsa Indonesia telah mampu turut serta dalam perdagangan maritim
internasional Asia.Perkembangan ini dipicu pula oleh perkembangan teknologi
transportasi pelayaran. I-Tsing, musafir dan pendeta Buddha dari Cina yang
mampir ke Indonesia pada abad ke-7 dalam perjalanannya ke India dengan
menumpang kapal milik Sriwijaya, mengatakan bahwa pada awalnya bangsa Indonesia
memang telah akrab dengan dunia pelayaran, meski baru terbatas pada pulau-pulau
yang berdekatan. Alat transportasi yang digunakan adalah kapal cadik berukuran
kecil. Bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya,
Singasari, dan Majapahit, mulailah dikenal teknologi pembuatan kapal-kapal yang
lebih besar dan pelayaran yang dilakukan dapat menjangkau jarak yang lebih
jauh.Bangsa Indonesia jadi dapat berperan lebih aktif dalam perdagangan
internasional dengan berlayar sendiri ke negara-negara yang biasanya berdagang
dengan Indonesia. Hal ini tergambar dalam relief candi Borobudur.Tiga jenis
kapal yang digambarkan dalam relief tersebut adalah perahu lesung, kapal besar
tidak bercadik, dan kapal bercadik.
5.Sistem penguasaan tanah
Tanah
dalam lingkungan sebuah kerajaan secara umum menjadi milik kerajaan.Namun,
pengolahan atau pemanfaatan diserahkan kepada rakyat yang hidup dalam lingkup
kerajaan tersebut.Hak pemanfaatan lahan ini disebut hak anggaduh, artinya
rakyat hanya dipinjami tanah oleh raja.Tanah garapan itu dapat
dipindahtangankan kepada rakyat lainnya dalam lingkup kerajaan yang sama dan
hak anggaduh tersebut dapat digunakan secara turun temurun. Akan tetapi, jika
sewaktu-waktu raja memintanya kembali, misalnya, untuk keperluan pendirian
candi atau bangunan milik kerajaan atau suatu kepentingan umum lainnya, rakyat
tidak dapat menolak.
6.Sistem pajak
Pengembangan
dan jaminan kelangsungan suatu kerajaan tentu memerlukan biaya.Biaya ini
diambil dari hasil perdagangan, pertanian, dan pungutan pajak kepada
rakyat.Pajak dipungut oleh pejabat di tingkat daerah dari desa-desa yang ada di
wilayahnya.Setiap habis panen, pajak tersebut wajib diserahkan pada kerajaan.Di
tingkat pusat, ada petugas khusus yang bertugas mencatat luas tanah di wilayah
kerajaan untuk dijadikan dasar perhitungan penetapan pajak yang wajib
dipungut.Rakyat diwajibkan untuk membayar pajak tepat waktu.
7.Tenaga kerja
Tenaga
kerja berasal dari rakyat.Dalam hal ini, rakyat merupakan abdinya yang harus
menaati semua perintahnya. Hal ini dikarenakan pada masa itu, kekuasaan raja
merupakan kekuasaan tertinggi dan mutlak sebab raja dianggap sebagai penjelmaan
dewa di bumi dan memerintah atas nama dewa. Oleh karena itu, rakyat dituntut untuk
bersikap setia kepada raja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zaman
prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan.Sesuai dengan
penjelasan mengenai pengertian zaman prasejarah di Indonesia tersebut, zaman
prasejarah berdasarkan bahan untuk membuat alat terbagi menjadi beberapa
zaman.Diantaranya yaitu, zaman batu, zaman perunggu dan zaman besi.
Bentuk dan
Ciri-ciri Peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia.Munculnya pengaruh budaya India
di Indonesia diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 Masehi.Yang berkaitan
dengan ditemukannya tujuh buah batu bertulis (yupa) di Kutai, Kalimantan
Timur.Yupa yang ditulis dalam bahasa Palawa dan huruf Sanskerta berisikan tentang
kisah Kerajaan Kutai yang telah banyak menerima pengaruh Hindu.Bangsa Indonesia
mempunyai banyak peninggalan sejarah.Peninggalan-peninggalan tersebut
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan benda bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli, dkk. (2009). Konsep Dasar IPS. Pekanbaru:
Cendikia Insani.
Permana, E. P., & Imron, I. F. (2016). PENERAPAN
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA KELAS IV SDN KECAMATAN PRAMBON NGANJUK. EFEKTOR, 1(28), 67–70.
Permana, E. P. (2018). Nama Nama Kejaraan Di Indonesia [Online]. Tersedia
di http://erwinblog-erwinpermana12.blogspot.co.id/2018/05/nama-nama-kerajaan-di-indonesia_10.html
Di akses 10 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar