1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang tertua di
Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur.
Raja – raja yang memerintah ialah :
- Kudungga (raja pertama).
- Aswawarman.
- Mulawarman.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu,
didirikan pada tahun 450 M di Jawa Barat. Raja yang memerintah ialah Purnawarman.
3. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jawa
Tengah. Raja yang memerintah ialah Ratu Sima. Beliau menghendaki agar rakyatnya
benar – benar menjadi orang yang jujur. Pendeta yang terkenal ialah
Jhanabhadra.
4. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 di Sumatra
(Kerajaan Budha). Guru agama Budha yang terkenal ialah Sakyakirti.
Raja – raja yang memerintah adalah :
- Sri Jayanaga.
- Balaputradewa
- Sri Sangrawijayatunggawarman.
Sebab – sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, antara
lain :
- Serangan Raja Colamandala dari India.
- Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.
5. Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan
Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.
6. Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan
ibukota Medang Kamulan. Raja – raja yang memerintah ialah :
- Sanna.
- Sanjaya, bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya.
- Rakai Panangkaran, bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana.
Setelah pemerintahan Rakai Panangkaran, Mataram pecah
menjadi dua. Sebagian memeluk agama Budha, sebagian memeluk agama Hindu.
Syailendra Budha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendra Hindu berkuasa di
sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram
dipersatukan kembali.
Raja – raja selanjutnya ialah :
- Rakai Pikatan.
- Balitung, bergelar Rakai Watukura.
- Daksa.
- Tulodong.
- Wawa.
- Empu Sendok.
7. Kerajaan Wangsa Isyana
Empu Sendok memindahkan pusat pemerintahan Syailendra
ke Jawa Timur pada tahun 929, kemudian membentuk wangsa baru yaitu Wangsa
Isyana. Raja – raja yang memerintah ialah :
- Empu Sendok bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa.
- Sri Isyanatunggawijaya.
- Makutawangsawardhana.
- Dharmawangsa, bergelar Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa.
- Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Tahun 1401 Kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 (tugas
pembagian diserahkan kepada Empu Bharada), yaitu :
- Jenggala atau Singasari, dengan ibukota di Kahuripan.
- Panjalu atau Kediri, denagn ibukota di Daha.
8. Kerajaan Kediri
Kerajaan Jenggala diperintah oleh Raja Mapanji
Garasakan. Kerajaan Kediri diperintah Raja Sri Samarawijaya. Perebutan
kekuasaan antara Jenggala dan Kediri berlangsung sampai tahun 1502. Selanjutnya
selama lebih kurang setengah abad kedua kerajaan tersebut tidak disebut – sebut
lagi dalam sejarah.(Permana, 2011)
Tahun 1117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya :
- Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara.
- Jayabhaya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya.
Masa ini, kitab Bharatayudha digubah oleh Empu Sedah
dan dilanjutkan oleh Empu Panuluh (Empu Sedah meninggal sebelum kitabnya
selesai). Empu Panuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya.
- Sri Aryeswara.
- Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata.
Pujangga yang terkenal pada masa itu ialah :
- Empu Tanakung, dengan hasil karyanya Werasancaya dan Lubdaka.
- Empu Darmaja, dengan hasil karyanya Smaradhahana.
Kerajaan Kediri tamat riwayatnya pada tahun 1222,
karena ditaklukan oleh Ken Arok.
9. Kerajaan Bali
Raja – raja Wangsa Warmadewa. Salah satu wangsa
yang terkenal memerintah di Bali ialah wangsa Warmadewa.
Rajanya yang terkenal adalah :
- Sri Candrabhayasingka Warmadewa.
- Udayana, bergelar Dharmoyana Warmadewa.
Udayana berputra 3 orang, yaitu : pertama Airlangga,
yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa dan kemudian menjadi raja di Kahuripan
(kerajaan wangsa Isyana). Kedua, Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi
tidak terkenal). Ketiga, Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka, tahun
1049.
Dari pemerintahan Anak Wungsu ditinggalkan 28 buah
Prasasti Singkat, yang antara lain ditemukan di Gua Gajah, gunung Kawi (Tampak
Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.
Raja – raja Lain di Bali
Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali
diperintah oleh raja – raja lain yang berganti – ganti, yang terkenal di
antaranya :
- Jayasakti, mempunyai kitab Undang – undang yaitu Uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (tahun 1133 – 1150).
- Jayapangus, menggunakan kitab Undang – undang Manawasasanadharma (1117 – 1181).
Tahun 1284 Kerajaan Bali ditaklukan oleh Kertanegara
dari Singasari.
10. Kerajaan Singasari
Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja – raja
Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan Negarakertagama.
Raja – raja yang memerintah ialah :
- Ken Arok, setelah membunuh Akuwu Tumapel dan Tunggul Ametung, menaklukan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan wangsa Rajasa.
- Anusapati (anak Tunggul Ametung – Ken Dedes) setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak).
- Tohjaya (anak Ken Arok dan Ken Umang), setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka (anak Mahisa Wonga Teleng atau cucu Ken Arok – Ken Dedes).
- Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 – 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama – sama Mahisa Campaka sebagai Ratu Anggabhaya yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.
- Kertanegara bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara (tahun 1269 – 1292), merupakan Raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah – daerah yang ditaklukannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya-singhawarman Raja Campa. Tahun 1292 ditaklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.(Permana, 2015)
11. Kerajaan Majapahit
- Kertarajasa Jayawardhana (1292 – 1309)
Didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tai
atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara
Kubilai Khan dari Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telah menghina
utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.
Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwang
dari Kediri maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri, yang
selanjutnya atas siasat Raden Wijaya dibantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara
Cina dapat dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden Wijaya menjadi Raja
Majapahit pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :
- Tribhuwana sebagai permaisuri.
- Gayatri, yang kemudian menurunkan raja – raja Majapahit.
- Narendraduhita.
- Prajnaparamita.
Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan 3
orang putra:
- Jayanegara (dari permaisuri).
- Sri Gitarja (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan.
- Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.
Sri
Jayanegara (1309 – 1328)
Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri
Jayanegara. Timbul pemberontakan, yaitu :
- Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban.
- Pemberontakan Sora pada tahun 1311.
- Pemberontakan Nambi pada tahun 1316,
- Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, ibukota Majapahit berhasil diduduki dan Raja Jayanegara mengungsi ke Desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas usaha Gajah Mada ibukota dapat direbut kembali, dan kembali Sri Jayanegara bertahta. Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan dan kemudian Kediri.
Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan
lambang Minadwaya (dua ekor ikan).
Tribhuwana
(1328 – 1350)
Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra. Maka
Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi
bhiksuni (pendeta agama Budha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarja, Bhre
Kahuripan yang bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana.
Timbul Pemberontakan Sadeng, yang dapat dipadamkan
oleh Gajah Mada, karena jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi
perdana menteri, yang pada saat pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa.
Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribhuwana
yang mewakilkannya menyerahkan kekuasaannya pada anaknya yang bernama Hayam
Wuruk.
Rajasanegara
(1350 – 1389)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar
Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada
sebagai Mahapatih.
Kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara,
bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.
Karya sastra yang terkenal di antaranya :
- Negarakertagama karya Empu Prapanca.
- Sutasoma atau Purusadashanta dan Arjunawijaya karya Empu Tantular.
Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh
4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam Wuruk wafat.
Wikramawardhana
(1389 – 1429)
Raja Hayam Wuruk dengan permaisuri hanya mempunyai
seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya
Wikramawardhana yang masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari selir
diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas dan merasa
lebih berhak atas tahta Majapahit. Tahun 1401 – 1406 timbul perang saudara
antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana, Bhre Wirabumi gugur (Perang
Paregreg). Tahun 1429 Wikramawardhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan
kecil akibat dari satu persatu daerahnya melepaskan diri.
Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha
merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir).
12. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra pasai adalah kerjaan Islam Nusantara yang
pertama. Terletak di Aceh Utara (sekarang masuk dalm kabupaten Lhosumawe)
berdiri di abad 13.
Raja – Raja nya adalah
- Sultan Malik al saleh , yahun 635 Hijriah atau 1297 Masehi
- Sultan Muhammad bergelar Sultan Malik al Tahir
13. Kerajaan Demak
- Raden Patah ( ± 1500 – 1518)
Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama
Islam, yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama
Raden Patah mendirikan Kerjaan Demak. Selanjutnya Demak berkembang menjadi
pusat perkembangan Islam. Tahun 1511 hubungan Demak dengan Malaka terputus
karena Malakan dikuasai oleh Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan
Unus menyerang Malaka tetapi gagal
Pati
Unus (1518 – 1521)
Patu Unus dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor
, hanya tiga tahun menjadi Raja.
Sultan
Trenggana (1521-1546)
Sultan trenggana adalah menantu Pati Unus. Tahun 1522
mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak
merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran.
Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya
menakluk- kan Pasuruan. Setelah itu timbul perebutan kekuasaan antara Sunan
Prawata (pytra sUlung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan
Trenggana). Sunan Prawata naik tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, tak lama
kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar),
14. Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil
membinasakan Arya Penangsang atas bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir
naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan
Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata)
mencoba merebut, digagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu
Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran Benawa merasa tidak sanggup
menggantikan ayahandanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang
kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.
15. Kerajaan Mataram Islam
Sutawijaya lebih dikenal dengan Pahembahan Senapati.
Panembahan Senapati wafat tahun 1601.
16. Kerajaan Banten
Setelah Faletehan merebut Banten. Sunda Kelapa, dan
Cirebon, maka dialah yang menguasainya. Karena di demak timbul perebutan ,
kekuasaan maka pada tahun 1522 Fafetehan menyerahkan Banten kepada putranya
Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan
perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati, Cirebon.
Raja-raja yang lain ialah:
- PangeranYusuf(1570).
- Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang.
- Abdulmufakir (baruberusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara.
17. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara.
Raja-raja yang lain ialah:
- Paramisora, peiarian dari Majapahit, yang telah masuk Islam berganti nama Sultan Iskandar Syah.
- Sultan Mansyur Syah.
- Sultan Mahmud Syah.
Tahun 1511, Malaka jatuhketanganPortugis.
18. Kerajaan Aceh
Pada awal abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di
bawah | kekuasaan Kerajaan Pedir.
Raja-rajanya ialah:
Raja-rajanya ialah:
- Sultan Ibrahim, Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju karena Malaka dikuasai Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh.
- Sultan Iskandar Muda (1607 -1639). Pada pemerintahannya Acehmencapai puncak kejayaannya.
19. Kerajaan Ternate
Berdiri kira-kira abad ke-13 Abad 14 Ternate menjadi
kerajaan Islam Masa pemerintahan Sultan Baabullah Ternate mencapai puncak
kejayaan. Tahun 1575 Sultan Baabullah mengusir Portugis dari Maluku. Baabullah
bergelar yang dipertuan di 72 pulau, meluaskan wilayahnya sampai
Filipina.
20. Kerajaan Tidore
Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba
oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerman Ternate, tetapi
berbalik kembali bahkan bersama-sama mengusir bangsa Portugis dari Maluku.
Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nuku, yang gigih berjuang mengusir Belanda.
Wilayahnya meliputi Halmahera, Seram, Kai, sampai Papua.
21. Kerajaan Makasar
Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua
kerajaan. yaitu Goa dan Tailo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo
atau Makasar dengan ibukota Sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di
Sulawesi.
Raja-rajanya ialah:
- Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin.
Mangkubuninya adalah raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar SultanAbdullah. - Sultan Hasanuddin. masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan.
22. Kerajaan Banjar
Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-16 Kerajaan
Banjar di Kalimantan Selatan menaklukkan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman
Kalimantan). Banjar adalah kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang
telah masuk Islam berganti nama Sultan Suryanullah.
Daftar Pustaka
http://www.pelajaran.co.id/2016/28/nama-kerajaan-di-indonesia-lengkap-dengan-sejarah.html
Permana, E. P.
(2011). Meningkatkan hasil belajar melalui metode problem solving dalam
pembelajaran IPS di kelas IV SDN Kotes 01 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar.
Skripsi (Sarjana)--Universitas Negeri Malang.
Permana, E. P. (2015). PENERAPAN METODE
PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
KELAS IV SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 1(1),
1–16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar